"Dua belas orang reaktif dari 487 orang yang diperiksa, semuanya langsung menjalani swab test," ujar Bupati Bogor Ade Yasin ujar meninjau pelaksanaan rapid test tersebut.
Menurutnya, pasar merupakan salah satu tempat yang rawan menjadi klaster penularan COVID-19, seperti halnya di Pasar Cileungsi yang kini sudah menyebabkan 33 pasien positif COVID-19.
Baca juga: Bocah 1 tahun 4 bulan termasuk dalam tiga kasus baru COVID-19
Maka, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu akan terus melakukan tes COVID-19 secara massal di sejumlah pasar agar peristiwa yang terjadi di Pasar Cileungsi tak kembali terulang.
"Kita khawatir seperti itu, makanya kita dengan cepat melakukan tes dan mendapat respon dari BIN sehingga terlaksana," kata Ade Yasin.
Pasalnya, selain Pasar Cibinong, masih ada 30 pasar lagi di Kabupaten Bogor yang perlu dilakukan tes massal untuk mengetahui kondisi sebaran COVID-19.
"Mudah-mudahan dengan upaya bersama ini kita bisa menurunkan angka positif dengan tracking yang cepat," tuturnya.
Baca juga: GTPP: Kota Denpasar dominasi penambahan kasus positif COVID-19 di Bali
Sementara itu, Staf Khusus Kepala BIN, Mayjen TNI Purn Neno Hamriono menyebutkan bahwa pihaknya melakukan pemeriksaan COVID-19 kepada pedagang dan pengunjung pasar, demi mendeteksi dini klaster COVID-19 baru.
"BIN melakukan rapid test di Pasar Cibinong bekerjasama dengan Pemkab Bogor. Target yang kita rapid test di sini sekitar 1.000 untuk mengetahui apakah terjadi klaster baru atau tidak," ujar Neno.
Menurutnya, masyarakat cukup antusias mengikuti rapid test ini. Bagi yang menunjukkan hasil reaktif, langsung ditindaklanjuti dengan swab test untuk memastikan apakah hasilnya positif atau negatif COVID-19.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Sumut mendekati angka seribu
Baca juga: Satu keluarga di Batang dinyatakan positif COVID-19
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020