"Ada teori juga yang mengatakan bahwa produksi hormon estrogen yang lebih tinggi saat hamil, membuat faktor inflamasi turun. Sehingga pada saat hamil, lebih aman dari perempuan tidak hamil," ujar Hud dalam diskusi "Penguatan Kapasitas Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas" yang diselenggarakan Pita Putih Indonesia secara daring di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan hormon estrogen merupakan reseptor yang mempengaruhi respon sel dalam melawan infeksi. Sehingga secara statistik perempuan lebih aman dari COVID-19 dibandingkan laki-laki yang mana jumlahnya mencapai 60 persen.
"Perempuan lebih aman dalam hal penularan COVID-19 karena estrogen yang beredar, relatif akan memberikan efek protektif karena mengurangi resptor penghantar virus itu," jelas dia.
Kemudian jika dilihat lagi untuk kasus positif COVID-19 dengan jenis kelamin perempuan, lanjut dia, maka lebih banyak diderita perempuan yang tidak hamil. Dengan kata lain, kehamilan melindungi dari yang tidak hamil.
Kondisi hamil juga tidak mempengaruhi tingkat keparahan jika ibu hamil tersebut terinfeksi virus. Begitu juga dengan kekritisan sakitnya. Dengan kata lain, kehamilan bukanlah sesuatu yang memperburuk kondisi.
"Angka kematian ibu hamil karena terinfeksi COVID-19, hampir sama dengan yang meninggal bukan karena COVID-19. Dengan demikian, yang bermasalah bukan COVID-19 tetapi karena ibu hami tersebut kesulitan dalam mengakses layanan maternal akibat terdampak COVID-19," terang dia lagi.
Ketua Umum Pita Putih Indonesia, Dr Ir Giwo Rubianto MPd, pihaknya terus bekerja sama dengan berbagai pihak berupaya untuk memastikan agar kehamilan dan persalinan berjalan dengan aman.
"Ibu hamil maupun ibu melahirkan harus bisa mengakses layanan maternal. Jangan sampai karena adanya COVID-19, mengganggu layanan maternal sehingga meningkatkan angka kematian ibu (AKI)," kata Giwo.
Aliansi Pita Putih Indonesia, kata Giwo berkomitmen mengatasi masalah yang dihadapi perempuan dan anak-anak Indonesia dengan mengaktifkan gerakan masyarakat dalam penurunan AKI melahirkan dan bayi baru lahir, prevalensi anemia, malnutrisi, tingkat prevalensi kontrasepsi yang rendah dan perkawinan anak. ***3***
Baca juga: Pasar Jaya sarankan ibu hamil manfaatkan layanan daring cegah COVID-19
Baca juga: 70 ibu hamil jalani tes usap sebagai syarat persalinan
Baca juga: Pandemi COVID-19 tidak berpengaruh pada angka kehamilan di Bekasi
Baca juga: Dokter minta ibu hamil tidak khawatir melahirkan saat pandemi
Pewarta: Indriani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020