Juara dunia lari nomor 100 meter Christian Coleman diskors sementara oleh badan integritas atletik (AIU) pada Rabu (17/6) dan terancam tidak dapat mengikuti Olimpiade Tokyo tahun depan akibat tuduhan pelanggaran aturan doping.
Menurut AIU, sprinter asal Amerika Serikat itu sudah tiga kali melewatkan panggilan tes doping, yaitu pada 16 Januari 2019, 26 April 2019 dan yang terakhir pada 9 Desember 2019.
Pelanggaran aturan kehadiran saat tes doping sebanyak tiga kali tersebut membuat Christian Coleman terancam hukuman larangan tampil selama satu sampai dua tahun.
“AIU mengonfirmasi hukuman skors sementara terhadap Christian Coleman karena tidak hadir saat tes doping. Tindakan itu melanggar peraturan Badan Anti Doping Dunia (WADA),” sebut AIU dalam sebuah posting di Twitter, Rabu.
Baca juga: Christian Coleman juara dunia 100 meter
Sementara itu, Coleman yang telah menyumbang medali emas untuk AS melalui nomor lari 4x100 meter pada Kejuaraan Dunia di Doha, Qatar itu mengungkapkan isi hatinya melalui Twitter.
“Saya berharap anda semua bisa memahami kondisi yang sedang saya hadapi saat ini. AIU memutuskan untuk memberikan hukuman skors kepada saya karena melewatkan tes doping, terutama pada 9 Desember tahun lalu,” kata Coleman dikutip dari Reuters.
Tak sampai disitu, Coleman juga menuduh petugas tes sengaja menjebaknya karena datang ke rumah saat dia sedang pergi keluar untuk berbelanja keperluan Natal.
“Jangan bilang kalau saya sengaja melewatkan tes itu, padahal sebetulnya para petugas itu memang datang tiba-tiba ke rumah saya. Waktu itu, saya sedang pergi ke mall dekat rumah untuk membeli keperluan Natal. Saya punya bukti berupa nota-nota pembelian,” ujar Coleman.
“Saya pasti akan memenuhi panggilan tes doping kalau sudah diberitahu atau ditelepon dari jauh-jauh hari sebelumnya,” sambung dia.
Baca juga: Atletik Dunia: Bantuan keuangan hanya untuk atlet yang bebas doping
Coleman sempat lolos dari tuduhan pelanggaran aturan doping yang diberikan oleh WADA pada tahun lalu setelah badan anti doping Amerika Serikat (USADA) mencabut tuduhan tersebut.
Atlet berusia 24 tahun itu pun kemudian menuntut permintaan maaf dari USADA.
“Saya sama sekali tidak pernah dan tidak akan pernah menggunakan doping demi meningkatkan performa saya. Saya bersedia melakukan tes setiap hari sepanjang karier saya untuk membuktikan bahwa saya memang tidak bersalah,” ungkap Coleman.
Baca juga: Atletik Dunia keluarkan pedoman kesehatan baru selama pandemi
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020