Indonesia menyeru kedua negara agar menahan diri dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk dialog dan penyelesaian sengketa secara damai
Indonesia menyerukan dialog untuk menyelesaikan sengketa perbatasan India dan China di Pegunungan Himalaya.
“Indonesia menyeru kedua negara agar menahan diri dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk dialog dan penyelesaian sengketa secara damai,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Menyebut India dan China sebagai teman dekat Indonesia, Retno menyatakan bahwa hubungan baik dan produktif antara kedua negara menjadi kepentingan semua negara di kawasan Indo-Pasifik serta dunia.
“Keduanya juga merupakan negara kunci untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini,” ujar Retno.
Hubungan India dan China kembali memburuk setelah bentrokan antara tentara kedua negara di Lembah Galwan, wilayah Himalaya, pada Selasa (16/6).
Angkatan Darat India mengatakan 20 tentaranya tewas, sedangkan Kementerian Luar Negeri China membenarkan adanya “konfrontasi fisik yang disertai kekerasan” di wilayah perbatasan itu, meskipun tidak menyebut jumlah korban.
Memanasnya situasi di perbatasan tersebut dipicu ketegangan selama beberapa bulan terakhir karena India membangun jalan di Ladakh, di sepanjang Garis Kendali Aktual, yang merupakan perbatasan de facto.
Tindakan itu membuat China berang dan mengerahkan tentaranya serta membangun infrastrukturnya sendiri di wilayah sengketa.
Peningkatan aktivitas pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan ini menyebabkan risiko terjadinya konflik antara personel militer kedua negara kian besar.
Pecahnya konflik baru-baru ini merupakan hasil saling klaim perbatasan antara kedua negara yang berujung pada gencatan senjata tahun 1962.
Gencatan senjata itu menyepakati Garis Kendali Aktual sepanjang 3.440 kilometer, meski selama ini tidak ada kesepakatan jelas soal batas wilayah di daerah sengketa yang membentang di Pegunungan Himalaya, kawasan yang memisahkan kedua negara
Sejak itu, kedua negara bertetangga yang masing-masing memiliki nuklir dan jumlah tentara yang besar, saling terlibat konflik di wilayah perbatasan yang dianggap strategis secara ekonomi dan militer.
Jatuhnya korban jiwa dalam bentrokan pekan ini merupakan yang pertama kali sejak India dan China terakhir kali terlibat pertikaian keras menyangkut perbatasan pada 1967.
Baca juga: India tak sabar tunggu respon Modi atas bentrokan dengan China
Baca juga: 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan China
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020