"Pada bulan depan, produksi gula nasional ada 500 ribu ton dari Jawa Timur, Lampung dan Lombok (Nusa Tenggara Barat)," kata Irjen Daniel di webinar bertajuk Ketahanan Sosial Ekonomi Dalam Tatanan Kehidupan Normal Baru, di Jakarta, Kamis.
Tebu hasil panen ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
Baca juga: Satgas Pangan dan Kemendag distribusi 12 ton gula ke Pasar Jatinegara
Sebelumnya, Pemerintah telah memberlakukan kebijakan konversi gula rafinasi ke gula konsumsi untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi beberapa bulan terakhir.
Konversi produk gula rafinasi menjadi gula konsumsi ini sebagaimana tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1099/HUK.7.1./2020 tertanggal 4 April 2020.
Menurut dia, sebanyak 325 ribu ton gula hasil konversi gula rafinasi menjadi gula konsumsi sudah didistribusikan ke masyarakat.
"Upaya Pemerintah dengan mengubah kebijakan gula rafinasi diolah menjadi gula konsumsi. Di tahap pertama ada 250 ribu ton, ditambah 75 ribu ton," katanya.
Baca juga: Satgas Pangan di daerah diminta pantau jalur distribusi gula pasir
Sementara gula kristal putih impor yang masuk ke Indonesia mencapai 150 ribu ton.
Daniel menyebut, secara rata-rata nasional harga gula pasir di pasar tradisional saat ini mencapai kisaran harga Rp14.000 hingga Rp14.500 per kilogram.
Lebih detilnya, di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, tercatat harga gula pasir terendah terdapat di Kepulauan Riau yakni Rp12.050 per kg.
Sementara harga gula pasir tertinggi ada di Papua, yakni Rp18.500 per kg. Untuk di Jakarta, harga gula pasir di pasar tradisional yaitu Rp16.350 per kg.
Baca juga: Satgas Pangan pastikan distributor pasok 12 ton gula ke pasar per hari
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020