• Beranda
  • Berita
  • Penjualan obat "dexamethasone" meningkat di Pasar Pramuka

Penjualan obat "dexamethasone" meningkat di Pasar Pramuka

18 Juni 2020 20:13 WIB
Penjualan obat "dexamethasone" meningkat di Pasar Pramuka
Pedagang Pasar Pramuka memperlihatkan kardus kemasan obat Dexamethasone, Kamis (18/6/2020), yang dipercaya sebagian konsumen ampuh mengobati COVID-19. (ANTARA/Andi Firdaus).

Banyak konsumen saya yang bilang obat ini ampuh untuk COVID-19

Kalangan pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, menyebutkan penjualan obat jenis Dexamethasone semakin meningkat, usai ramai diberitakan ampuh mengobati COVID-19.

"Banyak konsumen saya yang bilang obat ini ampuh untuk COVID-19. Mereka tahunya setelah membaca berita di media massa dan media sosial," kata salah satu pedagang di Pasar Pramuka, Nando (41) di Jakarta, Kamis.

Pedagang Toko Obat Bintang di lantai dasar itu menjual Dexamethasone pada kisaran harga Rp20-35 ribu per boks yang berisi 200 butir obat.

Obat Dexamethasone pada awalnya jarang dicari masyarakat sebab tergolong sebagai obat keras dan hanya diperdagangkan di beberapa toko obat tertentu saja.

"Belinya obat ini juga harus pakai resep dokter," katanya.

Baca juga: "Dexamethasone" disebut ampuh sembuhkan COVID-19, apa itu?

Nando mengatakan obat untuk radang tenggorokan itu mulai banyak dibeli oleh pedagang daring dari Pasar Pramuka.

Pedagang lainnya Pradita (32) mengatakan Dexamethasone saat ini banyak diborong konsumen, bahkan diprediksi akan mengalami kenaikan harga.

"Ini kan simpel saja, kalau permintaan naik, stok bakal langka, imbasnya kenaikan harga. Kalau semakin banyak yang cari, semakin tinggi nanti harganya. Sama seperti pas masker, dulu satu boks cuma Rp30 ribu, pas lagi naik-naiknya bisa sampai Rp300 ribu," katanya.

Keduanya tidak merinci berapa persen kenaikan permintaan terhadap obat itu.

Salah satu konsumen Dexamethasone, Indra Maulana (38), membeli Dexamethasone untuk stok di rumah sebab untuk antisipasi bila ada keluarga yang jatuh sakit.

"Belum ada niatan sih untuk tes swab atau rapid test, takut juga kalau positif. Paling konsumsi Dexamethasone dulu kalau memang radang, tapi untuk mengobati COVID-19, saya belum tahu juga," ujarnya.

Baca juga: NU dan Muhammadiyah Jatim apresiasi BIN dan peneliti Unair

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020