Kementerian Kelautan dan Perikanan menggencarkan sosialisasi aplikasi Laut Nusantara sebagai upaya mewujudkan transformasi digital sektor perikanan dengan menyediakan inovasi teknologi aplikatif bagi nelayan di Tanah Air.Dalam hal penguatan SDM dan inovasi riset kelautan dan perikanan, perlu adanya hilirisasi riset berbasis transformasi digital
Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja dalam rilis di Jakarta, Jumat, menyampaikan bahwa aplikasi Laut Nusantara merupakan salah satu langkah pemerintah dalam mewujudkan program dan arah kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan 2020-2024.
KKP menargetkan pertumbuhan produksi perikanan tangkap menjadi 10,10 juta ton dan nilai tukar nelayan menjadi 120,60 pada tahun 2024. Pada 2015, produksi perikanan tangkap mencapai 6,67 juta ton dan pada 2018, produksinya melonjak menjadi 7,3 juta ton.
"Dalam hal penguatan SDM dan inovasi riset kelautan dan perikanan, perlu adanya hilirisasi riset berbasis transformasi digital," kata Sjarief.
Menurut dia, Laut Nusantara menghadirkan kemudahan dan kecepatan akses informasi Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) serta dilengkapi informasi cuaca laut dalam genggaman nelayan sehingga aktivitas penangkapan ikan lebih efektif dan efisien.
Ia juga mengutarakan harapannya agar dengan penggunaan aplikasi Laut Nusantara, ke depannya dapat pula meningkatkan produksi perikanan tangkap serta mendorong pertumbuhan nilai tukar nelayan di berbagai daerah.
Pada 17 Juni 2020, Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), satuan kerja BRSDM, bersama PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), didukung oleh Politeknik KP Sorong dan SUPM Ambon, menyosialisasikan aplikasi Laut Nusantara kepada masyarakat umum dan nelayan pada khususnya.
Sosialisasi terlaksana secara daring, diikuti sekitar 1500 peserta yang terdiri dari penyuluh perikanan, taruna Poltek KP, siswa SUPM, dosen, peneliti, mahasiswa, hingga nelayan di seluruh Nusantara.
Kepala BROL, I Nyoman Radiarta, menjelaskan bahwa aplikasi Laut Nusantara merupakan bukti nyata hilirisasi hasil riset unggulan BROL untuk mendukung program KKP dalam hal inovasi riset dan peningkatan SDM kelautan dan perikanan.
Saat ini, ungkap I Nyoman Radiarta, BROL pun tengah mengembangkan aplikasi Laut Nusantara fase ke-4, dengan penambahan fitur pada penentuan lokasi jenis ikan tertentu (tuna, cakalang, dan lemuru), yang rencananya akan dirilis pada Juli 2020.
Menurut dia, dengan penggunaan aplikasi Laut Nusantara, terbukti dapat meningkatkan produksi penangkapan ikan. Seperti di PPN Pengambengan, jumlah produksi perikanan bertambah hingga 110 persen dari 10.560 ton di 2018 menjadi 21 ribu ton di 2019.
Dalam kesempatan tersebut, BROL dan XL Axiata juga menyerahkan 170 set kit aplikasi Laut Nusantara kepada penyuluh perikanan, kelompok nelayan, taruna Poltek KP dan Siswa SUPM yang berada di wilayah Timur Indonesia.
XL Axiata dan BROL telah melaksanakan sosialisasi penerapan aplikasi Laut Nusantara sejak 2018 lalu dan telah menjangkau ribuan nelayan di 23 Wilayah Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia.
Aplikasi Laut Nusantara merupakan aplikasi digital yang ditujukan bagi kalangan nelayanan tradisional yang biasa menggunakan peralatan tradisional dan beroperasi tidak lebih dari 20 mil dari garis pantai.
Aplikasi ini memberikan data-data yang akurat mengenai berbagai kebutuhan nelayan selama melaut, termasuk lokasi keberadaan ikan, data cuaca terkait kecepatan angin dan kondisi gelombang, perhitungan BBM, hingga fitur untuk panggilan darurat.
Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan fitur perbincangan yang bisa nelayan manfaatkan untuk mendapatkan informasi mengenai harga ikan tangkapan di pasar.
Baca juga: KKP-XL Axiata luncurkan Aplikasi Laut Nusantara
Baca juga: XL tingkatkan tangkapan nelayan melalui Aplikasi Laut Nusantara
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020