"Kita harus aman dari COVID-19 dan sekaligus aktivitas ekonomi harus tetap produktif. Maka harus ada langkah untuk menjamin keselamatan bersama," ujar Bupati Abdullag Azwar Anas saat penyerahan sertifikat kepada pemandu wisata di ruang terbuka hijau Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jumat.
Baca juga: Banyuwangi simulasikan normal baru di 10 objek wisata
Di era normal baru, menurut Anas, pariwisata tidak lagi sekadar mengedepankan pelayanan yang prima, namun protokol kesehatan yang ketat akan menjadi daya tarik utama.
Untuk itulah, kata dia, Banyuwangi melakulan standarisasi protokol kesehatan bagi pelaku wisata dan salah satunya kepada para pemandu wisata yang beroperasi di Gunung Ijen.
Baca juga: Banyuwangi gandeng Singapura kembangkan wisata Pulau Tabuhan
"Jadi, para pemandu wisata ini telah melalui uji sertifikasi kelayakan sebagai pemandu wisata era normal baru. Selain dapat memberikan standar layanan yang baik, mereka telah dilatih soal protokol kesehatan, diedukasi soal dunia kesehatan, termasuk potensi infeksi di sektor pariwisata yang harus kita hindari," ujarnya.
Pada masa normal baru ini, katanya, sejumlah aktivitas pariwisata yang berkaitan dengan alam, seperti mendaki dan aktivitas gunung lainnya diperkirakan akan lebih diminati masyarakat.
Baca juga: Jawa Barat belajar pengembangan pariwisata ke Banyuwangi
"Diprediksikan, setelah ini pariwisata pasti akan booming, terutama dalam aktivitas berbasis alam, mereka akan lebih memilih pariwisata yang berkelanjutan dan Banyuwangi adalah salah satu daerah yang menawarkan ekowisata, kami tentunya harus bersiap," tuturnya.
Oleh karena itu, Bupati Anas mendorong para pemandu wisata gunung dan instruktur pemandu wisata gunung di Banyuwangi untuk lebih meningkatkan kompetensi guna menghadapi tantangan di era normal baru.
"Kami berkomitmen untuk terus memfasilitasi dengan memberikan pelatihan secara daring untuk semua pelaku wisata, termasuk pelatihan untuk pemandu wisata sesuai protokol COVID-19," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pemandu Khusus Kawah Ijen Sofyan mengatakan sertifikasi pemandu wisata tersebut sangat positif, karena bisa memberi jaminan kenyamanan dan kemanan, baik bagi pemandu wisata maupun wisatawan.
"Kami merasa nyaman dalam bertugas dan wisatawan juga bisa merasa aman karena kami sudah lolos uji untuk standar protokol kesehatannya. Kami optimistis menyambut normal baru," katanya.
Standarisasi pemandu wisata dilakukan dengan uji kompetensi seputar pengetahuan tentang objek wisata dan standar pelayanan hingga pengetahuan protokol kesehatan. Dari 149 orang pemandu wisata yang mengikuti uji kompetensi itu, hanya 91 orang yang lolos dan mendapatkan sertifikat.
Azwar Anas menjelaskan di Banyuwangi terdapat tiga kawasan wisata yang pemandu wisatanya wajib memiliki sertifikat, yakni Gunung Ijen, Taman Nasional Alas Purwo dan Desa Wisata Kemiren.
Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinariyanto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020