• Beranda
  • Berita
  • Pupuk Kaltim pastikan stok pupuk bersubsidi di Maros aman

Pupuk Kaltim pastikan stok pupuk bersubsidi di Maros aman

21 Juni 2020 22:33 WIB
Pupuk Kaltim pastikan stok pupuk bersubsidi di Maros aman
Ilustrasi - Petani memupuk tanaman padinya yang berumur 15 hari di Garon, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (11/6/2020). ANTARA FOTO/Siswowidodo/nz (ANTARA FOTO/SISWOWIDODO)
PT Pupuk Kaltim memastikan stok dan ketersediaan pupuk bersubsidi di Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru, Maros, Sulawesi Selatan dalam kondisi aman.

Hal itu ditegaskan oleh Kepala Pemasaran Sulsel PT Pupuk Kaltim Rangga Yuda Putra dalam menanggapi pemberitaan yang menyebutkan bahwa telah terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi di desa tersebut.

"Telah kami lakukan klarifikasi langsung kepada Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mattirotasi. Faktanya ternyata stok pupuk dan kebutuhan di Kecamatan Maros Baru dalam kondisi sangat cukup. Perlu dipahami juga bahwa pupuk bersubsidi hanya diperuntukan bagi petani yang terdaftar dalam e-RDKK," kata Rangga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan, Desa Mattirotasi dilayani oleh pengecer UD Hamzah, di mana tercatat telah menyalurkan 8 ton pupuk bersubsidi kepada para petani yang telah terdaftar dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Tercatat pula, saat ini stok urea bersubsidi tersedia sebanyak 2 ton.

Selain pupuk bersubsidi, kios pengecer juga menyiapkan stok pupuk non subsidi sebanyak 1,3 ton sehingga jika alokasi tidak mencukupi, petani dapat menggunakan alternatif pupuk non subsidi.

Ada pun berdasarkan data stok gudang Pupuk Kaltim Makassar, untuk melayani Kabupaten Maros telah tersedia stok pupuk sebanyak 4.910 ton, jauh di atas ketentuan stok minimal yang sebesar 558 ton.
PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk bersubsidi hingga Lini IV atau di level kios sebesar 1,27 juta ton untuk kebutuhan menjelang musim tanam gadu. (Pupuk Indonesia)
Terkait harga pupuk bersubsidi, sesuai keterangan dari lapangan, Gapoktan Desa Mattirotasi mengambil secara berkelompok di kios sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sesuai aturan yakni Rp90.000 per sak (50 Kg).

"Produsen berkomitmen untuk memenuhi permintaan di lapangan sesuai alokasi dan hanya kepada petani yang terdaftar dalam e-RDKK seperti yang diamanahkan di Permentan No 10 Tahun 2020," kata Rangga.
Baca juga: Pupuk Indonesia salurkan 3,38 juta ton pupuk bersubsidi hingga 10 Mei
Baca juga: PIHC perkuat digitalisasi salurkan pupuk bersubsidi era normal baru

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020