• Beranda
  • Berita
  • Getaran gempa Pacitan dirasakan warga Yogyakarta

Getaran gempa Pacitan dirasakan warga Yogyakarta

22 Juni 2020 07:47 WIB
Getaran gempa Pacitan dirasakan warga Yogyakarta
Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri.

Terasa lama. Tadi keluar semua. Kaca jendela gerak-gerak

Getaran gempa bumi yang terjadi di Kota Pacitan, Jawa Timur dengan magnitudo 5,0 Skala Richter (SR) dirasakan sejumlah warga di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.

Supervisor Pusat Gempa Regional VII, Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, Budi Nugroho di Yogyakarta menjelaskan gempa terasa hingga DIY khususnya Kota Yogyakarta, Bantul, serta Sleman karena kedalaman kekuatan gempa berada pada kategori menengah antara 60 hingga 300 kilometer dan kekuatan pada kategori lebih dari dan sama dengan 5.

"Semakin dalam dan besar kekuatan sumber gempa maka area yang merasakan semakin luas," kata Budi.

Menurut dia, hal itu disebabkan energi besar yang dihasilkan akan mengalami proses pemantulan dan pembiasan gelombang berulang kali.

Baca juga: Gempa magnitudo 5,0 di Pacitan

Baca juga: Nelayan Pacitan hilang diterjang ombak besar pascagempa


"Sedangkan jika energinya kecil maka proses perambatan gelombang gempa hanya akan terjadi di sekitar pusat gempa," kata dia.

Seorang warga Gamping, Sleman, Yanto mengatakan gempa terasa cukup lama. Bahkan kaca jendela ikut bergetar sehingga membuat seluruh anggota keluarganya keluar rumah.

"Terasa lama. Tadi keluar semua. Kaca jendela gerak-gerak," kata dia.

Warga Sleman lainnya, Ahmadi juga mengungkapkan bahwa getaran gempa yang terjadi di Jawa Timur itu cukup terasa. "Iya di rumah kerasa," kata dia.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi magnitudo 5,0 pada pukul 02.33 WIB, berada pada 8.98 Lintang Selatan dan 110.85 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 91 km arah Selatan Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 93 km.

Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami dan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi itu.


 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020