"Kenaikan angka kehamilan dan kelahiran terjadi karena pasangan suami istri bekerja dari rumah...,"
"Kenaikan angka kehamilan dan kelahiran terjadi karena pasangan suami istri bekerja dari rumah, banyak yang membatasi diri tidak ke luar rumah karena takut tertular virus corona termasuk mengikuti anjuran pemerintah dalam menerapkan social distancing," ujar Sri Handayani di Samarinda, Senin.
Dalam upaya mencegah kehamilan lebih tinggi atau melebihi dari 35 persen dari perkiraan dan laporan dari para bidan selama ini, maka ia menyarankan kepada para suami dan istri segera mengikuti program keluarga berencana (KB) guna menunda kehamilan.
Penudaan kehamilan menjadi hal yang sangat disarankan pihaknya karena ibu hamil, terutama yang sedang hamil muda akan mengalami perubahan hormone pada tubuh, sehingga menyebabkan kondisi mudah lelah dan sering merasa lemas.
Baca juga: Pandemi COVID-19 tidak berpengaruh pada angka kehamilan di Bekasi
"Hal ini terjadi karena tubuh ibu di awal kehamilan memproduksi lebih banyak darah untuk membawa nutrisi kepada janin yang dikandungnya. Kondisi ini juga berdampak pada tingkat gula darah dan tekanan darah juga menurun," ujarnya.
Ketika badan lemas, maka daya tahan tubuh juga menurun, sehingga hal ini juga akan mudah terserang penyakit, termasuk kemungkinan akan mudah terserang berbagai jenis virus, termasuk virus corona.
Untuk mencegah tingkat kehamilan lebih tinggi lagi, pihaknya pun bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kaltim menggelar pelayanan KB berbagai jenis alat kontrasepsi secara gratis, sehingga ia mengundang warga untuk mengikuti pelayanan KB gratis tersebut.
Pelayanan KB gratis ini akan digelar pada 29 Juni dengan total target sebanyak 17.303 akseptor di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kaltim, di tempat-tempat yang sudah diumumkan di masing-masing daerah, sedangkan di Samarinda digelar di sejumlah fasilitas kesehatan yang telah ditetapkan.
Baca juga: WFH berpotensi picu "baby boom"
"Dalam pelayanan KB gratis oleh bidan yang kami terjunkan, para bidan dan akseptor harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Para bidan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sudah pernah diberikan oleh BKKBN Kaltim. Sementara para akseptor harus mengenakan masker," katanya.
Adapun jumlah bidan yang diturunkan untuk melakukan pelayanan, hingga saat ini telah terdata sebanyak 399 orang. Teknis pelayanan dilakukan secara bergantian pada akseptor yang datang dari pagi hingga sore dan titik pelayanan pun tersebar untuk menghindari kerumunan.
"Sesuai dengan data pelayanan se- Provinsi Kaltim, maka pelayanan dilakukan di Faskes KB swasta maupun milik pemerintah sebanyak 337 lokasi, kemudian 181 Puskesmas, dan di bidan yang membuka praktik mandiri 394 lokasi," kata Sri.
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020