Nuansa berbeda menyertai HUT DKI Jakarta

22 Juni 2020 19:06 WIB
Nuansa berbeda menyertai HUT DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) memberi salam usai memimpin upacara peringatan HUT ke-493 Kota Jakarta di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/6/2020). . ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

Tetapi harapan dan rencana untuk melihat atau merasakan kemeriahan HUT Jakarta kali ini seperti tahun-tahun lalu sirna

Dalam ingatan warga DKI Jakarta setiap bulan Juni adalah suasana yang penuh kemeriahan di berbagai tempat.

Kemeriahannya meluas di masyarakat. Dari tingkat RT/RW hingga wilayah-wilayah kota administrasi dan provinsi.

Pertunjukan seni dan budaya seperti lenong, ondel-ondel dan tanjidor menjadi salah satu daya tarik warga untuk larut dalam kemeriahan. Pentas kreasi dan musik dangdut hingga grup band dengan artis-artis ibu kota ikut mewarnai kegembiraan.

Yang juga tak ketinggalan adalah munculnya beragam kuliner khas Betawi. Dari kerak telor, dodol dan soto Betawi dan sebagainya.

Pusat-pusat perbelanjaan juga selalu memeriahkan dengan diskon-diskonnya. Tempat-tempat wisata terbuka secara luas menambah kencang perputaran ekonomi.

"Jakarta Fair" adalah ikon pameran tahunan yang sudah diakui sebagai ajang promosi beragam produk nasional. Nilai transaksinya dalam sebulan penyelenggaraan bisa triliunan rupiah.

Itu merupakan kalender tahunan setiap hari jadi atau hari ulang tahun (HUT) Jakarta. Warga ibu kota dan tak sedikit orang dari daerah lain menantinya.

Sejatinya, kemeriahan HUT ke-493 Kota Jakarta lebih semarak lagi dengan penyelenggaraan balap Formula E pada 6 Juni 2020. Balap mobil listrik internasional seri 10 itu bisa dibilang monumental.

Dikatakan monumental karena untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Juga karena lokasinya di seputar Tugu Monas.

Meski sempat muncul perdebatan, akhirnya direstui juga ada balap Formula E di Monas. Bahkan uji coba beberapa meter konstruksi lintasan telah dilakukan pada pertengahan Februari 2020.

Cagar budaya di Jakarta Pusat ini menjadi daya magnet bagi banyak orang di dalam negeri maupun luar negeri untuk datang. Tak sedikit orang merasa belum berada di Jakarta kalau belum lihat Monas.

Baca juga: Manajemen Ancol berikan potongan harga tiket sambut HUT DKI Jakata

Sirna
Tetapi harapan dan rencana untuk melihat atau merasakan kemeriahan HUT Jakarta kali ini seperti tahun-tahun lalu sirna. Wabah virus corona (COVID-19) telah mengubah segalanya.

Kini warga DKI Jakarta harus menyimpan kenangan mengenai HUT kotanya. Entah kapan keadaan akan kembali seperti semula karena virus corona masih banyak menelan korban.

Alih-alih pandemi ini segera berakhir. Jumlah warga yang terpapar virus yang bermula dari Wuhan (China) itu setiap hari bertambah.

Pada Minggu (21/6) jumlah pasien sembuh dari paparan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) di DKI Jakarta bertambah 233 orang, namun kasus positif naik 127 dan korban meninggal meningkat 12 orang.

Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, untuk pasien sembuh COVID-19 tercatat 5.054 orang, sementara 9.830 orang terpapar dan yang meninggal dunia 615 orang.

Baca juga: HUT DKI Jakarta, Nugie ingin ibu kota semakin manusiawi

Sebanyak1.287 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.874 orang melakukan self isolation di rumah.
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 24.250 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 16.629 orang.

Dari fakta dalam data itu jelas tidak memungkinkan penyelenggaraan kegiatan HUT secara terbuka yang melibatkan publik. Potensi penyebaran virus corona dikhawatirkan terjadi secara masif dari kegiatan yang dihadiri banyak orang.

Kedisiplinan pada protokol kesehatan bisa sirna seketika di tengah kemeriahan acara. Kalau sudah seperti itu upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona sia-sia belaka.
 
Pengunjung meramaikan Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair Kemayoran 2019 di Jakarta, Jumat (14/6/2019) (Antara/Katriana)


Virtual
Karena itu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan perayaan HUT Jakarta ke-493 memang jauh berbeda dibanding sebelumnya, terutama soal tata cara karena pandemi COVID-19.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lantas menggelar serangkaian acara secara virtual yang dapat dinikmati seluruh warga dari rumah. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang banyak diisi dengan kegiatan luar ruang dengan kerumunan besar.

Meski serba virtual (online) diharapkan tidak mengurangi substansi dari HUT Kota Jakarta, yaitu mensyukuri sekaligus merefleksi kemajuan kota.

Baca juga: Rayakan HUT DKI, Lazada gelar Jakarta Great Online Sale

Adapun tema perayaan ulang tahun kali ini adalah "Jakarta Tangguh". Tema ini menunjukkan bahwa Jakarta sebagai kota yang tangguh dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Untuk masyarakat pun telah disiapkan beragam acara yang diadakan secara virtual agar tetap dapat dinikmati meski dari rumah. Masyarakat pun dapat turut membantu UMKM Jakarta pada masa pandemi melalui platform belanja "online".

Rangkaian acara HUT Ke-493 Kota Jakarta secara virtual dapat dinikmati mulai 20-22 Juni 2020 di Beritajakarta.tv dan akun media sosial Pemprov DKI Jakarta. Sedangkan "Festival Jakarta Great Online Sale" dilaksanakan pada 22-30 Juni 2020.

Namun "Jakarta Fair" maupun "Festival Jakarta Great Sale" di pusat-pusat pembelanjaan Jakarta belum dapat dilaksanakan pada masa pandemi ini untuk mencegah terjadinya keramaian.

Berbeda
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga merasakan suasana perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta ke-493 berbeda. Itu karena terjadinya wabah virus corona di Indonesia hingga dunia internasional.

Anies mengatakan cobaan akibat wabah COVID-19 tidak hanya dialami Ibu Kota Jakarta saja, namun juga kota-kota besar lainnya di dunia.

Baca juga: Widyawati kenang Jakarta tempo dulu, trem hingga jajan es kuda

Pandemi COVID-19 bukan pertama kali menimpa Jakarta. Wabah flu Spanyol pernah melanda dunia termasuk Jakarta sekitar seabad lalu, tepatnya pada 1918.

Saat itu Jakarta bisa melewatinya. Kota ini telah melewati berbagai tantangan bencana dan cobaan silih berganti; dari bencana alam (banjir dan krisis air), krisis kesehatan, krisis ekonomi dan krisis sosial telah dialami.
 
Arsip Foto - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan batik biru) melihat mobil listrik di lintasan balap Formula E di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Namun rencana itu batal dengan adanya wabah COVID-19 ANTARA/HO-Instagram/@aniesbaswedan/aa.



Tapi setiap menghadapi beragam bencana dan krisis, Jakarta selalu mampu menghadapinya.

Secara sosial, meskipun pertemuan fisik antarwarga berkurang namun solidaritas semakin berkembang. Saat ini pun wabah mulai dapat dikendalikan.

Wabah ini juga diakui telah menyebabkan pembangunan kota tertunda. Namun penyelamatan warga harus semakin bertambah.

Prinsipnya, ekonomi boleh mengalami kontraksi, tapi Jakarta akan kembali berdiri tegak setegak Tugu Monas.

Pewarta: Sri Muryono
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020