Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseahatan (FKIK) Universitas Jambi (Unja) mengembangkan sabun kesehatan yang ramah lingkungan dan pengguna sebagai proyek percontohan kewirausahaan.
“Saat ini salah satu dosen di FKIK sedang melakukan penelitian sabun kesehatan, nantinya produk ini akan menjadi salah satu produk yang akan menjadi proyek percontohan untuk mendorong jiwa kewirausahaan mahasiswa,” kata Dekan FKIK Unja Dr dr Humaryanto di Jambi, Selasa.
Universitas Jambi memiliki visi untuk menjadi World Clas Entepreunership. Kegiatan yang dapat mewujudkan visi tersebut adalah kegiatan-kegiatan yang mendorong mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan.
Untuk mewujudkan hal itu, FKIK melakukan sosialisasi inkubator bisnis dan teknologi. Melalui sosialisasi tersebut diharapkan produk sabun kesehatan dapat menjadi salah satu wirausaha yang pelaksanaannya pada IBT LPPM Unja.
Baca juga: Rektor Unja beri target wakil rektor menuju akreditasi internasional
Baca juga: Psikolog: Berfikir sehat dan hindari kecemasan berandil melawan corona
“Tujuan akhir dari sosialisasi ini untuk mendorong mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan, sesuai dengan misi dari universitas dan kementerian,” kata Humaryanto.
Saat ini ada tiga calon tenaga pelaksana kewirausahaan di FKIK Unja. Di harapkan pelaksana tersebut dapat menjadi proyek percontohan kewirausahaan bagi mahasiswa. Dengan harapan dapat mendorong jiwa kewirausahaan mahasiswa, khususnya di FKIK Unja.
Selain itu, kegiatan kewirausahaan tersebut juga merupakan bentuk perwujudan dari visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ‘yakni Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar’.
“Ini salah satu perwujudan kampus merdeka dan merdeka belajar, harapannya setelah lulus mahasiswa FKIK dapat menciptakan lapangan pekerjaan, bukan malah mencari pekerjaan seperti pada umumnya,” kata Humaryanto.
Kepala IBT Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unja Drs Agus Syarif menjelaskan inkubator bisnis dan teknologi merupakan wadah untuk mengembangkan dan membina wirausaha agar dapat menjadi wirausaha yang berkembang, tidak hanya di lingkungan universitas dan di tengah-tengah masyarakat.
“Di Unja ada 15 UMKM binaan IBT LPPM, sembilan UMKM di luar universitas dan lima UMKM di dalam lingkungan universitas,” kata Kepala IBT LPPM Unja Agus Syarif.
D masa pandemi COVID-19 saat ini banyak UMKM yang terdampak. Meski terdampak, geliat dari UMKM harus di pulihkan, salah satunya dengan melakukan inovasi pada usaha yang dijalankan.*
Baca juga: Cegah COVID-19, Universitas Jambi lakukan tindakan preventif
Baca juga: Unja bantu RSUD Raden Mattaher dalam pelayanan tanggap darurat
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020