"Sebagian besar kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang dilintasi sungai," kata Jarot Winarno di Pontianak, Rabu.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat akan melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk mengantisipasi terjadinya banjir seperti yang dialami tahun lalu.
"Terlebih lagi intensitas hujan menjelang akhir tahun biasanya meningkat di pehuluan," kata dia.
Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan peran Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang siap bekerja sewaktu-waktu kalau terjadi banjir di Kabupaten Sintang.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mengingatkan sebagian besar Kalbar mulai Oktober 2009 sudah memasuki musim penghujan dengan kategori menengah yakni di kisaran 151 milimeter hingga 300 milimeter per bulan.
"Ada yang masuk kategori tinggi yakni curah hujan antara 301 milimeter sampai 400 milimeter di Kabupaten Sintang, Melawi, Sambas dan Bengkayang," kata Kepala BMKG Supadio Pontianak Bambang Hargiyono.
Sejumlah kabupaten di pehuluan Kalbar yang dilewati sungai-sungai utama seperti Sungai Kapuas, Sekayam dan Melawi pada September 2008 terkena banjir. Kabupaten-kabupaten itu Kapuas Hulu, Sintang, Melawi dan Sanggau.
Kabupaten Melawi mengalami dampak cukup parah dengan perkiraan 25 ribu jiwa dan lima ribu rumah di sebelas kecamatan yang ada di kabupaten itu terkena imbas dari meluapnya sungai karena hujan lebat selama 10 hari, awal September 2008.
Perum Damri, yang juga melayani angkutan darat ke Kabupaten Melawi, sewaktu banjir terjadi pekan pertama dan kedua September 2008, sempat tidak beroperasi selama tiga hari (Senin (8/9) - Rabu (10/9)) karena ruas jalan tidak dapat dilewati.
Kabupaten Melawi merupakan pecahan dari Kabupaten Sintang dan berbatasan dengan Kalimantan Tengah.(*)
Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009