Penerapan "Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo" di Kota Surabaya, Jawa Timur, menunjukkan keberhasilannya dalam menangani persoalan warganya yang terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19.Saya mendapat dukungan yang luar biasa dari warga kampung
Salah satunya seperti yang dialami Mega Arista, warga Lidah Kulon RT 06 / RW 03, Kelurahan Lidah Kulon, Kecamatan Lakarsantri Surabaya, Selasa. Ia dinyatakan positif COVID-19 setelah pemeriksaan swab pada 31 Mei 2020.
"Saya mendapat dukungan yang luar biasa dari warga kampung (Satgas Kampung Tangguh). Terutama para tetangga yang aktif mendukung saya selama di karantina," katanya.
Awalnya Mega yang tinggal bersama istri dan dua anaknya mendapati kabar bahwa ia dinyatakan positif dari pihak puskesmas. Tanpa menunggu lama, tim puskesmas turun untuk melakukan tracing dan meminta persetujuan langsung kepada RT/RW untuk membawa Mega ke tempat isolasi.
Selama menjalani masa karantina, Mega mengaku mendapat banyak dukungan untuk dirinya agar segera pulih. Dukungan yang terus mengalir itu melalui berbagai cara mulai dari pesan di grup WhatsApp hingga telepon.
Setelah melewati masa karantina pada 5 Juni 2020, Mega kembali pulang ke rumah. Setiba di rumah, seketika itu ia kaget lantaran Ketua RT/RW, staf Linmas Kelurahan serta beberapa perwakilan warga menyambut kedatangannya meski dari jarak yang berjauhan.
Baca juga: Jaga ketahanan pangan, Karawang bangun Kampung Tangguh COVID-19
Baca juga: Khofifah: Kampung tangguh di Kota Probolinggo terbaik se-Jatim
"Jujur, saya kaget dan terharu. Semua orang tersenyum pada saya. Meskipun kami tidak berdekatan," ujarnya.
Pada saat itu, istri dan kedua anak Mega tinggal sementara ke kos-kosan milik orang tuanya. Sehingga setelah menjalani karantina di hotel, ia tinggal sendiri selama sepekan di rumah.
Selama itu pula bentuk intervensi dari tetangga terus mengalir mulai bantuan makanan, vitamin, bahkan sampai dengan susu untuk anaknya juga diberikan.
"Saya rutin diberi bantuan itu. Gugus tugas mengumpulkan bantuan dari warga ternyata saya mendapatkan susu untuk anak. Alhamdulillah," katanya.
Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai satuan petugas (satgas) di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya ini mengatakan selama seminggu tinggal sendiri di rumah, ia mengaku sering dijenguk dari luar pagar rumah oleh RT/RW dan para tetangga.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak warga Surabaya bisa bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru atau tatanan normal baru.
Menurutnya, hal pertama yang diterapkan di Surabaya adalah kedisiplinan, makanya dibentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Melalui terobosan ini, maka warga bisa saling mengingatkan antarwarga yang satu dengan yang lainnya, karena di kampung itu dijaga ketat.
"Pengawasannya sangat ketat, terutama yang keluar-masuk kampung itu," kata Risma.
Baca juga: Upaya Polri lawan COVID-19 lewat inovasi Kampung Sehat
Baca juga: Pemkot-Polresta Pekalongan canangkan dua Kampung Tangguh Nusantara
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020