• Beranda
  • Berita
  • Peduli COVID-19, merek lokal bagikan masker dan penyanitasi tangan

Peduli COVID-19, merek lokal bagikan masker dan penyanitasi tangan

23 Juni 2020 21:52 WIB
Peduli COVID-19, merek lokal bagikan masker dan penyanitasi tangan
Direktur Jenderal Indutsri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Mereka ini patut menjadi contoh karena meskipun dalam kondisi sulit seperti saat ini masih memiliki kepedulian dan kepekaan yang tinggi

Kementerian Perindustrian menginisiasi gerakan gotong-royong merek lokal mendistribusikan masker dan penyanitasi tangan atau hand sanitizer bagi masyarakat.

Untuk itu sebanyak 27 merek lokal peserta Program Creative Business Incubator (CBI) yang diselenggarakan Kemenperin turut berpartisipasi dalam aksi peduli ini.

“Para peserta CBI yang digelar oleh Bali Creative Industry Center (BCIC) ini berhasil mengumpulkan sebanyak 4.900 masker dan 10 liter hand sanitizer yang sudah didistribusikan secara gratis kepada pihak yang membutuhkan di Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat,” kata Direktur Jenderal Indutsri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa.

Bali Creative Industry Center (BCIC) merupakan unit kerja Kementerian Perindustrian yang didirikan untuk mengembangkan ekosistem industri kreatif.

Brand lokal yang berpartisipasi dalam aksi peduli tersebut merupakan peserta program CBI-BCIC tahun 2018 dan 2019, meliputi Mehr Hijab, Aldebaran, Tuhlabu, Bigissimo, Alive Jewelry, ClothInc, Cotton Tree, Caba, Little Two, Binzu, Sekar Kirana, Hana Aisha, Tali Air, Seratan, Kiyobo, Arane, Purnama Asli, Hook, Kavas Jewelry, Kama Store, Eboni Watch, Jaka Hing, Rolic Essential Oil, Tepa Selira, Sysgood store dan Walkout.

Gati menjelaskan, gerakan tersebut merupakan bentuk kepedulian industri kecil menengah (IKM) pengusung brand lokal dalam upaya penanganan COVID-19.

“Mereka berpendapat bahwa dalam kondisi seperti saat ini, semua pihak harus bekerjasama dan saling mendukung untuk mengurangi dampak penyebaran virus korona,” terangnya.

Gati menegaskan, pihaknya memberikan apresiasi kepada IKM yang terlibat dalam gerakan tersebut.

“Mereka ini patut menjadi contoh karena meskipun dalam kondisi sulit seperti saat ini masih memiliki kepedulian dan kepekaan yang tinggi. Ini merupakan bekal yang bagus untuk perkembangan bisnis mereka karena mereka memiliki respons yang bagus terhadap kondisi lingkungan sekitar,” paparnya.

Gati menambahkan, di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, semua pihak harus bekerjasama dan saling mendukung untuk mengurangi dampak penyebaran COVID-19.

“Sesuatu yang dibutuhkan dalam kondisi saat ini sangat dinamis. Jadi, kami sangat berharap pelaku IKM juga bisa menjadi garda terdepan dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19,” tuturnya.

Gati menyampaikan, Program CBI-BCIC bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bisnis pelaku usaha kreatif kriya dan fesyen melalui program capacity building dan pendampingan agar mereka naik kelas. Sejak tahun 2018, program ini dilaksanakan dengan melibatkan Business venture and Development Institute Universitas Prastiya Mulya.

“Selain itu, kami juga melibatkan beberapa brand sebagai mentor, di antaranya adalah Brodo, Adorable project, Matoa-Indonesia, Mohoi, Noonaku Signature dan Siji lifestyle,” sebutnya.

Program CBI-BCIC Kembali digelar pada tahun 2020 untuk menumbuhkan wirausaha baru khususnya di sektor kriya dan fesyen dengan membidik generasi muda. Pendaftaran program CBI-BCIC bisa dilakukan melalui bit.ly/CBI-BCIC2020.

Baca juga: Kemenperin: Sejumlah industri aneka sesuaikan bisnis hadapi Corona
Baca juga: Kemenperin jaga pasar ekspor IKM furnitur dan kerajinan

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020