• Beranda
  • Berita
  • Kadis PM-PTSP NTB: Investor AS tertarik buka usaha di Samota

Kadis PM-PTSP NTB: Investor AS tertarik buka usaha di Samota

24 Juni 2020 00:23 WIB
Kadis PM-PTSP NTB: Investor AS tertarik buka usaha di Samota
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB, H Muhammad Rum. (ANTARA/Nur Imansyah).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB H Muhammad Rum mengemukakan salah seorang investor asal Amerika Serikat yang merupakan patner bisnis Presiden Amerika Serikat Donald Trump tertarik menjajaki pembukaan usaha di wilayah Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora (Samota) di Pulau Sumbawa.

"Calon investor dari California bernama Raj Tari ini merupakan teman atau patner bisnis sekaligus pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump," ujarnya di Mataram, Selasa.

Ia menjelaskan, untuk membuktikan keseriusannya tersebut, calon investor ini akan segera berkunjung ke NTB setelah pandemi COVID-19 di Indonesia berlalu.

"Keinginannya ini disampaikan saat diskusi secara virtual bersama DPM-PTSP NTB, beberapa waktu lalu. Diskusi ini juga diikuti mantan Wagub NTB H Badrul Munir yang memang perhatian dengan kawasan Samota," kata mantan Kepala Badan Kesatuan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Pemprov NTB itu.

Menurut Rum, calon investor yang merupakan warga keturunan India ini tertarik berinvestasi di sektor perikanan dan pariwisata. Bahkan, kata Rum, calon investor tersebut juga berinvestasi di China, namun lantaran pandemi COVID-19 di China, dia berkeinginan memindahkan investasinya juga ke Indonesia.

"Dalam diskusi kami setelah mendengar pemaparan potensi kawasan Samota, investor ini langsung tertarik dan siap membawa dana dan teknologi ke Indonesia. Bahkan, dia ingin para pekerja berasal dari daerah setempat," katanya.

Rum berharap pengusaha asal Amerika Serikat tersebut bisa mengambil peran dalam pengembangan kawasan Samota, dalam koridor bisnis yang bisa saling menguntungkan bagi negara dan daerah, terutama dalam menyejahterakan masyarakat di kawasan Samota.

Sebelumnya, Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mendorong wilayah Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora di Pulau Sumbawa menjadi kawasan yang ramah investasi.

"Selain menjadi cagar biosfer dunia, kawasan Samota di Pulau Sumbawa didesain menjadi kawasan yang ramah investasi. Samota yang merupakan akronim dari Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora, merupakan wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam. Potensi tersebut harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar," kata Zulkieflimansyah saat bertemu mantan Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sendiri sudah sejak lama menawarkan potensi investasi pengembangan kawasan perairan Teluk Salek, Pulau Moyo dan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa itu.

Samota merupakan kawasan yang unik karena memiliki potensi kelautan dan perikanan, perkebunan serta pengembangan pariwisata. Kawasan Samota, diibaratkan akuarium raksasa karena perairan laut yang dikelilingi Teluk Salek, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora.

Kawasan Samota berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima. Daerah itu dinilai cocok untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dan pertanian.

Zulkieflimansyah mengatakan bahwa Pulau Moyo merupakan salah satu objek wisata yang eksotik. Bahkan, mendiang Putri Diana dari Inggris, pernah berkunjung ke daerah itu untuk menikmati liburan.

Pulau Moyo, katanya, bisa dikembangkan untuk wisata bahari seperti "diving", "snorkeling", "hunting area", "camping ground", agrowisata dan pacuan kuda.

Sementara Gunung Tambora, katanya, diarahkan untuk pendakian, geowisata dan agrowisata, sedangkan Teluk Saleh bisa dikembangkan sebagai kawasan agribisnis, minapolitan, budi daya rumput laut, udang dan kerapu, dan tambak serta wisata bahari.

Gubernur NTB mengungkapkan potensi areal dan produksi perikanan tangkap mencapai 2.400 ton/tahun, potensi tambak 8.600 hektare (ha), budi daya rumput laut 9.000 ha, ikan bersirip 980 ha dan mutiara 740 ha.

Niai produksi total per tahun mencapai Rp11,608 triliun, terdiri atas rumput laut Rp2,6 triliun, udang Rp5,16 triliun, ikan kerapu dan lainnya Rp2,8 triliun dan perikanan tangkap Rp48 miliar.

Potensi serapan tenaga kerja dari pengembangan sektor pariwisata dan pendukungnya di kawasan Samota bisa mencapai 14.935 orang dan ketahanan pangan 70.584 orang. Nilai ekonomi ini dihitung oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020