• Beranda
  • Berita
  • Dolar AS tersandung lagi, di tengah sejumlah data ekonomi terbaru

Dolar AS tersandung lagi, di tengah sejumlah data ekonomi terbaru

24 Juni 2020 06:59 WIB
Dolar AS tersandung lagi, di tengah sejumlah data ekonomi terbaru
Mata uang dolar Amerika Serikat.(ANTARA)

Ini tetap menjadi pemicu potensial untuk volatilitas yang lebih tinggi

Dolar AS memperpanjang pelemahan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya dan mata uang berisiko menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data ekonomi terbaru.

Perusahaan-perusahaan sektor swasta AS memberi sinyal perlambatan dalam tingkat kontraksi output pada Juni, karena bisnis mulai dibuka kembali dalam skala yang lebih besar, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh penyedia informasi global berbasis di London IHS Markit pada Selasa (23/6/2020).

Indeks Output PMI (Indeks Manajer Pembelian) Komposit AS dari IHS Markit tercatat 46,8 pada Juni, naik dari 37,0 pada Mei. Sementara itu, Indeks Aktivitas Bisnis Jasa-jasa AS tercatat 46,7 pada Juni sementara PMI Manufaktur 49,6, laporan tersebut menunjukkan. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi di sektor ini.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,39 persen menjadi 96,6619.

Greenback sempat naik karena pembelian aset aman setelah penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan pakta perdagangan AS-China "berakhir."

Sentimen risiko kemudian meningkat setelah dia meralat kembali pernyataan itu, mengatakan mereka diambil di luar konteks. Presiden AS Donald Trump kemudian mengonfirmasi dalam sebuah cuit bahwa kesepakatan dengan China "sepenuhnya utuh."

"Kami memperkirakan kejatuhan lebih lanjut yang terbatas, dengan Presiden Trump diperkirakan akan tetap berkomitmen pada kesepakatan perdagangan fase satu menjelang pemilihan," kata Lee Harman, analis mata uang di MUFG, seperti dikutip Reuters.

“Namun, aksi harga tadi malam menyoroti bahwa pasar valas tetap sensitif terhadap ketidakpastian kebijakan perdagangan. Ini tetap menjadi pemicu potensial untuk volatilitas yang lebih tinggi,” katanya.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1312 dolar AS dari 1,1260 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2522 dolar AS dari 1,2471 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6936 dolar AS dari 0,6917 dolar. AS.

Dolar AS dibeli 106,47 yen Jepang, lebih rendah dari 106,92 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9444 franc Swiss dari 0,9474 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3540 dolar Kanada dari 1,3524 dolar Kanada.

Baca juga: Dolar melemah dan mata uang berisiko naik, pasar cerna prospek ekonomi
Baca juga: Dolar AS terus menguat di tengah kekhawatiran gelombang baru pandemi

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020