• Beranda
  • Berita
  • Bukan simbol mesum, ini arti jempol kejepit Meriam Si Jagur

Bukan simbol mesum, ini arti jempol kejepit Meriam Si Jagur

24 Juni 2020 15:24 WIB
Bukan simbol mesum, ini arti jempol kejepit Meriam Si Jagur
Meriam Si Jagur (Wikipedia)
Meriam Si Jagur yang terletak di Kota Tua, Jakarta dihiasi bentuk jempol yang terjepit di antara telunjuk dan jari tengah.

Simbol yang kerap dikonotasikan dengan hal negatif sebetulnya punya makna berbeda, seperti dijelaskan oleh Selma Isnaini, pemandu dari Wisata Kreatif Jakarta, dalam tur virtual "Landmark Ikonik Jakarta" bersama Atourin, Rabu.

"Simbol jempol kejepit itu sering dianggap tidak sopan, padahal artinya adalah 'fico' atau keberuntungan," kata Selma.

Meriam si Jagur merupakan gabungan dari 16 meriam kecil yang berhasil direbut oleh Belanda saat menang pertempuran di Malaka. Meriam tersebut dilebur menjadi satu menjadi Meriam Si Jagur yang berukuran besar.

Baca juga: Daftar tempat ikonis di Jakarta yang wajib dikunjungi

Baca juga: Jelajah kuliner & budaya Betawi lewat tur virtual keliling ibu kota


Menurut Selma, ada takhayul yang meliputi ketika meriam si Jagur baru ditemukan. Orang-orang percaya bahwa meriam ini bisa membantu perempuan yang ingin segera mengandung.

"Ada takhayul, kalau perempuan ingin punya anak duduk di atas meriam akan segera hamil," katanya.

Orang-orang pun berbondong-bondong duduk di atasnya, sehingga kini meriam si Jagur diberi pagar serta dijadikan lebih tinggi agar tak ada orang yang menaikinya.

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Meriam si Jagur dibuat di Makau, China oleh orang Portugis bernama Manoel Tavares Bocarro.

Meriam ini diletakkan di benteng St jago de Barra di Makau, sehingga muncullah julukan Si Jagur.

Meriam si Jagur dipindahkan dari Makau ke Malaka saat Portugis berkuasa pada awal abad ke-16. Meriam tersebut diboyong ke Batavia oleh Belanda setelah menguasai Malaka pada 1641.

Baca juga: New normal, ini tujuan wisata yang diincar masyarakat Indonesia

Baca juga: Pengalaman menginap di hotel akan berbeda pada fase normal baru

Baca juga: Nusa Dua Bali jadi proyek percontohan destinasi wisata normal baru

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020