Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Jazuli Juwaini menemui perwakilan pendemo Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) bersama perwakilan anggota DPR lainnya.Kami menemui ini bukan ingin merebut panggung pimpinan DPR, tapi kami menerima ini untuk menunggu tamu-tamu ini, para ulama dan habaib tidak lama-lama menunggu. Supaya mereka ada yang menyapa
Jazuli menyampaikan bahwa dirinya bersama anggota Badan Legislasi DPR RI berinisiatif menemui pendemo lebih dulu sebelum Pimpinan DPR RI.
"Kami menemui ini bukan ingin merebut panggung pimpinan DPR, tapi kami menerima ini untuk menunggu tamu-tamu ini, para ulama dan habaib tidak lama-lama menunggu. Supaya mereka ada yang menyapa," kata Jazuli di Ruang Rapat KK 2 Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Rabu.
Namun, pimpinan rombongan perwakilan pendemo Yusuf Martak menilai pertemuan itu tidak bisa diwakilkan oleh satu Fraksi DPR saja.
Baca juga: Terima aspirasi masyarakat, FPKS tegaskan sikap minta batalkan RUU HIP
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama itu mengatakan mereka sangat menantikan perwakilan Pimpinan DPR serta mendapat pencerahan dari Baleg DPR RI tentang siapa pengusul RUU HIP itu untuk diproses hukum.
Akhirnya dalam pertemuan itu disepakati, untuk menunggu Pimpinan DPR RI sampai datang.
Selain Yusuf Martak, perwakilan pendemo juga diwakili oleh Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustadz Slamet Ma'arif, Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis, perwakilan Pemuda Pancasila, dan perwakilan FBR.
Sementara Jazuli Juwaini diwakili oleh Anggota Badan Legislasi DPR RI Buchori Yusuf, dan Anggota Baleg DPR RI dari Fraksi PAN M. Ali Taher, serta Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera.
Baca juga: Massa aksi demo RUU HIP padat, Jalan Gatot Subroto arah Slipi ditutup
Pertemuan dimulai pada pukul 14.39 WIB hingga jam 15.17 WIB ini masih berlangsung sambil menunggu Pimpinan DPR RI yang menurut Jazuli akan datang.
Baca juga: Mahfud MD: RUU HIP punya masalah substansial dan prosedural
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020