Hakim Federal Renato Borelli pada Selasa menyampaikan keputusan di hadapan publik bahwa Bolsonaro akan dijatuhi denda 387 dolar AS (sekitar Rp 5,4 juta) per hari jika ia terus melanggar peraturan daerah di distrik federal yang bertujuan memperlambat pandemi.
Jaksa agung muda melalui pernyataan mengatakan bahwa pihaknya sedang mempelajari cara untuk mencabut keputusan tersebut.
Brazil mengonfirmasi lebih banyak kasus dan kematian akibat COVID-19 dibanding di mana pun selain Amerika Serikat.
Baca juga: Jumlah kasus COVID-19 terus naik, klub di Brazil tolak bermain
Baca juga: Bolsonaro ancam hengkang dari WHO
Pada Selasa Brazil mencatat 1.374 kematian baru dan 39.436 kasus tambahan COVID-19 dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan. Virus corona telah menelan lebih dari 52.000 korban jiwa di Brazil dan menginfeksi 1,1 juta orang lebih.
Kondisi demikian menjadikan Brazil negara utama untuk dilakukan uji coba vaksin, yang dimulai selama akhir pekan untuk calon vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxfort. Penjabat menteri kesehatan Brazil pada Selasa mengatakan bahwa pemerintah sepertinya pekan ini akan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi vaksin percobaan universitas tersebut secara lokal.
Di sisi lain, Bolsonaro secara terang-terangan menentang konsesus di kalangan ahli kesehatan masyarakat untuk memperlambat wabah COVID-19.
Presiden mengkritik aturan karantina wilayah dan jaga jarak sosial yang dikeluarkan gubernur dan wali kota, dengan mengatakan kehancuran ekonomi mereka lebih parah ketimbang penyakit tersebut. Mengikuti Presiden AS Donald Trump, Bolsonaro juga mendukung obat antimalaria yang belum terbukti keampuhannya untuk mengobati virus corona.
Sumber: Reuters
Baca juga: Brazil laporkan 39.436 kasus tambahan corona dalam 24 jam
Baca juga: Ronaldo sebut kelanjutan Liga Brazil tergesa-gesa
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020