Dirut Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono di Magelang, Rabu, mengatakan sesuai edaran Kementerian BUMN sebagai pemegang saham PT TWC pihak manajemen diminta menyiapkan protokol COVID-19 di kawasan Candi Borobudur.
"Protokol tersebut sudah kami siapkan sejak mulai penutupan operasi Candi Borobudur bulan Maret lalu. Selama hampir 2 bulan kami siapkan protokolnya yang semua diawali dengan penyusuanan SOP dan tata kelola penanganan COVID-19 di Candi Borobudur ini dalam bentuk buku panduan," katanya.
Selanjutnya dilakukan simulasi dan secara khusus mengundang Gubernur Jateng sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Bupati Magelang sebagai Ketua Gugus Tugas Kabupaten Magelang untuk melihat secara langsung kesiapan di lapangan.
"Dari simulasi tersebut gubernur dan bupati menanggapi positif atas kesiapan yang sudah kami lakukan dan simulasi dilakukan tiga kali dengan mengundang pelaku usaha pariwisata dan stakeholder lainnya," katanya.
Ia menjelaskan simulasi mengundang pelaku usaha pariwisata untuk mengenalkan standar layanan baru supaya nanti para wisatawan lebih bisa mentaati apa yang dibuat ketentuan di taman Wisata Candi Borobudur ini.
"Setelah tiga simulasi kita lakukan, kami menyusun laporannya ke gubernur dan bupati untuk dimintakan tanggapan. Atas laporan tersebut gubernur dan bupati memberikan tanggapan positif juga.
Oleh karena itu kami diizinkan untuk melakukan tahap uji coba yang akan dilakukan selama 2 minggu dan akan dievaluasi per minggu," katanya.
Ia menuturkan nanti akan ada tim monitoring baik dari provinsi maupun kabupaten akan melihat apa yang kurang untuk bisa disempurnakan sebelum nanti dibuka operasional secara penuh.
Dalam masa uji coba, katanya sesuai arahan pemerintah diizinkan untuk kapasitas 50 persen kunjungan. Sesuai data 2019, rata-rata Candi Borobudur dikunjungi 11.000 wisatawan per hari.
Namun, dalam rangka kehati-hatian untuk uji coba ini pihaknya memutuskan hanya akan membuka sekitar 10-15 persen atau sekitar 1.500 wisatawan per hari.
Ia menyampaikan sesuai dengan kebiasaan, sebagian besar pengunjung, yakni sekitar 80-85 persen biasanya membeli tiket masuk langsung di loket pintu masuk.
Edy menyampaikan untuk menghindari terjadi penumpukan antrean maka pihaknya memutuskan membatasi pembelian tiket langsung hanya 70 persen saja, sisanya diberikan akses melalui online.
"Dari angka 1.500 pengunjung, hanya 1.000 saja yang bisa membeli tiket di loket, yang 500 tiket dijual melalui sistem online," katanya.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Rachmadi mengatakan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jateng menyampaikan rekomendasi untuk dilaksanakannya uji coba dan ini sejalan dengan kebijakan Bupati Magelang dengan tetap memperhatikan kondisi kontekstual dan lokalitas.
"Oleh karena itu rekomendasi kami itu ditindaklanjuti dengan pembukaan uji coba dan dilakukan bertahap dan terbatas. Uji coba ini akan dilakukan evaluasi dan penilaian pencermatan," katanya.
Menurut dia, uji coba ini akan menjadi gerbang bahwa Candi Borobudur betul-betul siap untuk melaksanakan uji coba menerima wisatawan di era normal baru.
"Mudah-mudahan menjadikan inspirasi bagi daya tarik wisata yang lainnya untuk menyiapkan protokol kesehatan, tetap membuka aktivitas secara produktif dan berdamai di dalam konteks pandemi COVID-19," katanya. ***1***
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020