Faktor lainnya, yaitu masih banyak ditemukan warga yang membuat bangunan di atas saluran drainase, sehingga menyebabkan air mengalir tidak lancar ketika turun hujan lebat.
"Banjir juga dipicu penumpukan sampah di saluran drainase," ujarnya di Natuna, Rabu (24/6).
Seperti diketahui, sebanyak 15 rumah di dua lokasi terendam banjir dengan ketinggian sekitar 1 meter akibat curah hujan dengan intensitas sangat tinggi, Rabu siang tadi.
Kedua lokasi dimaksud, yakni sembilan rumah di Batu Hitam dan enam rumah di Air Lebay Menurut Elkadar.
"Rumah yang terdampak banjir rata-rata dari beton dan papan," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia menyebut petugas Damkar berjibaku menangani banjir sejak pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB.
"Warga terdampak banjir diungsikan ke rumah warga lainnya yang tidak terkena banjir," ujar Elkadar.
Salah seorang warga Natuna, Arpandi, mengharapkan Pemkab Natuna segera mencari solusi penanganan banjir, karena kejadian serupa kerap terjadi apalagi saat hujan deras.
Ia menilai, sudah saatnya pemerintah melakukan normalisasi sungai-sungai maupun drainase yang ditenggarai memicu banjir di pulau terluar tersebut.
"Masyarakat pun harus siaga banjir dengan rutin melakukan gotong royong dan tidak membuang sampah sembarangan ke dalam sungai maupun drainase," tutur Arpandi.
Baca juga: Kemarin, Siaga tempur di Natuna hingga ibu kota baru bebas banjir
Baca juga: Politik kemarin, Natuna masuk NKRI hingga kerja sama atasi banjir
Baca juga: Politik kemarin, tanggapan DPR soal banjir hingga kapal asing diusir
Baca juga: Kemarin, Siaga tempur di Natuna hingga ibu kota baru bebas banjir
Pewarta: Ogen
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020