• Beranda
  • Berita
  • Akses jalan menuju desa terisolasi di Konawe Utara mulai terbuka

Akses jalan menuju desa terisolasi di Konawe Utara mulai terbuka

25 Juni 2020 19:55 WIB
Akses jalan menuju desa terisolasi di Konawe Utara mulai terbuka
Bupati Konawe Utara, Ruksamin, ketika meninjau Desa Sambandete Kecamatan Oheo yang dilanda banjir. (foto Humas Pemkab Konawe Utara)
Akses jalan menuju desa yang terisolasi di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, akibat tingginya intensitas hujan dan banjir yang melanda daerah tersebut mulai terbuka.

Kabag Humas Pemkab Konawe Utara, Aminuddin ketika dihubungi dari Kendari, Kamis, mengatakan genangan air menuju ke Desa Sambandete di Kecamatan Oheo mulai surut.

Yang semula dari jalan raya di Kelurahan Linomoiyo menuju Desa Sambandete harus ditempuh dengan dua kali naik rakit sekarang ini tinggal dengan sekali naik rakit.

Bupati Konawe Utara Ruksamin hari ini melakukan peninjauan kembali ke Desa Sambandete bersama unsur Forkompida setempat untuk memberi pelayanan dan memastikan warganya terhindar dari banjir.

Bupati dan rombongan naik rakit untuk melintasi jalan yang digenangi air menuju ke desa tersebut.

Baca juga: Banjir di Konawe Utara mulai surut

Baca juga: 1.965 warga Konawe Utara mengungsi akibat banjir


Seperti diberitakan sebelumnya sebanyak tiga desa pada dua kecamatan di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, masih terisolasi akibat banjir yang melanda daerah tersebut sejak beberapa hari terakhir.

Kabag Humas Pemkab Kabupaten Konawe Utara, Aminuddin, menyebutkan tiga desa tersebut adalah Desa Tambakua (Kecamatan Landowia) serta Desa Sambandete dan Desa Puuhialu di Kecamatan Oheo.

Meski masih terisolasi, kata dia, warga masih berdiam di rumahnya masing-masing karena air banjir itu belum menyentuh atau masuk ke rumah mereka.

"Hanya akses jalan menuju ke tiga desa tersebut yang susah dilalui karena jalan terendam banjir dengan arus air yang cukup kencang. Untuk bisa masuk ke tiga desa tersebut harus dengan rakit," katanya.

Ia mengatakan, kalau hujan masih terus menerus tentu saja akan diambil langkah-langkah untuk mengungsikan warga yang berada di tiga desa tersebut.

Jumlah pengungsi korban banjir di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, hingga sekarang ini mencapai 2.208 orang dari 1.185 kepala keluarga.

Para pengungsi tersebut tersebar di 18 desa dan satu kelurahan yang berada di enam kecamatan.

Di Kecamatan Andowia yaitu Desa Puusuli (90 kk), Desa Puuwonua (90 kk), Desa Laronanga (88 kk), Desa Labungga (90 kk), Desa Andowia (19 kk). Kecamatan Wiwirano yaitu Desa Pondoa (70kk), Desa Lamonae Utama (30 kk), Desa Padalere Utama98 kk), dan UPT TransPadalere (85 kk).

Kemudian Kecamatan Langgikima yaitu Desa Polora Indah (6 kk), Kecamatan Landawe yaitu Desa Tambakua (79 kk) dan Desa Landiwo (56 kk). Kecamatan Asera yaitu Desa Puuwanggudu (102 kk), Desa Alaa Wanggudu (62 kk), Desa Wanggudu Raya (76 kk), Desa Longeo Utama (88 kk), serta Kelurahan Asera (47 kk).

Banjir di Konawe Utara akibat hujan deras yang mengguyur daerah tersebut 13-15 Juni 2020 sehingga mengakibatkan tiga sungai meluap, yaitu Sungai Lalindu, Sungai Landawe, dan Sungai Lasolo. Banjir itu mengakibatkan satu unit masjid di Desa Puuwanggudu terendam air.

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, menetapkan status tanggap darurat bencana banjir menyusul banjir yang melanda beberapa bagian wilayahnya.

Menurut Surat Keputusan Bupati Konawe Utara Nomor 240 Tahun 2020 tentang penetapan status tanggap darurat yang berlangsung 14 hari mulai 17 Juni hingga 30 Juni 2020.

Status tanggap darurat bencana banjir diberlakukan di enam wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Oheo, Kecamatan Langgikima, Kecamatan Landawe dan Kecamatan Wiwirano.*

Baca juga: Konawe Utara tanggap darurat banjir

Baca juga: Kabupaten Konawe Utara kembali dilanda banjir

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020