• Beranda
  • Berita
  • Pandemi, Angkasa Pura I paparkan strategi bisnis di tengah COVID-19

Pandemi, Angkasa Pura I paparkan strategi bisnis di tengah COVID-19

25 Juni 2020 21:49 WIB
Pandemi, Angkasa Pura I paparkan strategi bisnis di tengah COVID-19
Direktur Utama AP I Faik Fahmi. (ANTARA/Aji Cakti)

Empat strategi itu, yakni melakukan risk assessment, pembuatan krisis control center, survival strategy, dan rebound strategy.

PT Angkasa Pura I menyampaikan bahwa perseroan memiliki empat strategi dalam menjalankan aktivitas bisnis di tengah pandemi COVID-19.

"Empat strategi itu, yakni melakukan risk assessment, pembuatan krisis control center, survival strategy, dan rebound strategy," papar Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi dalam diskusi daring, Kamis.

Ia mengemukakan, risk assessment yaitu perseroan melakukan identifikasi terhadap risiko-risiko yang ada, baik risiko secara strategis, keuangan dan operasional.

Untuk pembuatan krisis control center, lanjut dia, ditujukan sebagai upaya perseroan untuk memastikan bandara tidak menjadi pusat penyebaran COVID-19.

"Kami pastikan dengan adanya krisis control center itu kita bisa berkoordinasi secara lebih baik dengan seluruh stakeholder dan memastikan bandara itu aman," ucapnya.
Baca juga: Menparekraf apresiasi protokol kesehatan di Bandara Ngurah Rai

Kemudian mengenai survival strategy, Faik Fahmi mengatakan, pihaknya berupaya untuk menjaga arus kas perusahaan agar tetap sehat.

"Jadi upaya yang kita lakukan adalah dari sisi cost leadership kami melakukan banyak sekali pemotongan-pemotongan, efisiensi yang memungkinkan untuk menjaga kita agar bisa survive, banyak inisiatif inisiatif baru yang kita lakukan," katanya.
Baca juga: AP I gandeng Pelita Air optimalkan penerbangan logistik

Dan strategi terakhir atau rebound strategy, kata dia, perseroan akan memanfaatkan informasi teknologi (IT) dalam menjalankan aktivitas bisnis. Dari sisi organisasi, perseroan akan melakukan perampingan.

Selain itu, Faik Fahmi menambahkan, dalam rebound strategy perseroan bakal melakukan pemetaan ulang untuk arsitektur bisnis dan mengkaji ulang terhadap strategi pengadaan, termasuk juga pengoperasian pesawat frighter oleh anak usaha.

"Jadi ini juga bagian dari program revenue kita, selama ini kan pengiriman logistik kargo itu tergantung pesawat penumpang, kalau pesawat itu tidak beroperasi maka kargo akan menumpuk di bandara. Nah opportunity inilah yang dimanfaatkan oleh anak usaha kita, bekerja sama dengan maskapai. Kita juga melakukan review terhadap strategi procurement," paparnya.

Baca juga: Tambah armada, Angkasa Pura Logistik targetkan ekspor

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020