"Lingkungan hidup menjadi permasalahan serius di Jakarta. Bahkan buruknya kualitas lingkungan menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk ketiga dunia," katanya.
Oleh karena itu, lingkungan yang bersih adalah harga mati yang harus segera diciptakan agar predikat Jakarta sebagai kota terkotor ketiga di dunia hilang, lanjut Ahmada dalam pertemuan yang diselenggarakan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan Dewan Pakar Lingkungan.
Sementara, Ketua BPLHD DKI Jakarta, Peni Susanti, mengatakan, demi menciptakan lingkungan yang bersih, masyarakat akan diajak menyukseskan program "one man one tree one biopori" dengan mengajak wargamenanam satu pohon di pekarangan rumahnya dan membuat lubang biopori untuk mengurangi dampak banjir.
Di kesempatan sama, Direktur Eksekutif lingkungan Hidup Jakarta Ubaidillah, mengatakan, penyumbang polusi terbesar adalah sektor transportasi yang mencapai 70 persen. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didesak menyediakan angkutan massal ramah lingkungan dan segera memenuhi aturan minimal ruang terbuka hijau (RTH) 13,94 persen dari luas Jakarta.
Jakarta saat ini baru memiliki sekitar 9 persen RTH, padahal idealnya 30 persen. RTH sangat diperlukan untuk menyerap polutan demi peningkatan kualitas udara. (*)
Pewarta: mansy
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009