"Kami mendapati beberapa temuan, pertama daerah wisata yang tidak berbayar, yang memang tidak ada pengelola itu ternyata masih relatif lebih rawan. Kita akan lakukan tindakan," ujarnya Emil usai meninjau beberapa titik pusat keramaian di Kawasan Puncak, Jumat (26/6).
Beberapa lokasi wisata dadakan itu seperti perkebunan teh dan jajanan di pinggir jalan. Pemprov tengah mengkaji antisipasi penularan virus corona COVID-19 di lokasi-lokasi tersebut.
"Kita lagi kaji dengan Pak Kadis Pariwisata, untuk memberikan wastafel-wastafel, disebar sehingga mereka paham menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah mengakui bahwa wisatawan yang belakangan memadati Jalur Puncak, umumnya mendatangi lokasi-lokasi yang tidak dikelola sebagai tempat wisata.
"Kalau misalnya berwisata ke hotel, amanlah ya, karena kita juga sudah lakukan pembinaan ke pihak hotel. Tapi kalau hanya di pinggir jalan menikmati makanan, makan Indomie di Puncak, ngopi, ya cuma kepentingan itu aja jelas kita pulangkan," terang perempuan yang akrab disapa Ipah itu.
Meski tidak melakukan penutupan jalur penghubung Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur itu, tapi menurutnya petugas kepolisian akan melakukan pembubaran di lokasi-lokasi yang dianggap menjadi pusat keramaian.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020