• Beranda
  • Berita
  • Harga minyak turun tertekan lonjakan kasus COVID-19 dan produksi AS

Harga minyak turun tertekan lonjakan kasus COVID-19 dan produksi AS

27 Juni 2020 09:09 WIB
Harga minyak turun tertekan lonjakan kasus COVID-19 dan produksi AS
Kapal tanker bersandar pengilangan minyak, Bayonne, New Jersey, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/aa.
Harga minyak turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ketika kasus baru virus corona melonjak di Amerika Serikat dan China, dan meningkatnya kekhawatiran peningkatan produksi AS yang semakin cepat sementara stok minyak mentah berada pada rekor tertinggi.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus turun tipis tiga sen menjadi ditutup pada 41,02 dolar per barel, dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus kehilangan 23 sen menjadi menetap pada 38,49 dolar AS per barel. Untuk minggu ini, Brent turun satu persen dan WTI merosot 1,6 persen.

Keuntungan sebelumnya, didukung oleh optimisme atas peningkatan lalu lintas jalan raya yang meningkatkan permintaan bahan bakar, di tengah kekhawatiran bahwa melonjaknya infeksi COVID-19 di negara-negara bagian AS yang mengkonsumsi bensin banyak dapat menghambat pemulihan permintaan. Kasus-kasus telah meningkat tajam di California, Texas dan Florida, tiga negara bagian AS yang paling padat penduduknya.

Jumat pagi (26/6/2020), Gubernur Texas Greg Abbott membatalkan rencana pembukaan kembali negara bagian itu, memerintahkan sebagian besar bar ditutup kembali karena meningkatnya kasus.

Itu dapat merusak peningkatan yang konstan dalam produksi penyulingan, dengan penyuling-penyuling AS sekarang beroperasi di hampir 75 persen dari kapasitas mereka, menurut data pemerintah.

"Pengusaha-pengusaha menunda pengembalian karyawan mereka ke kantor dan itu akan berdampak pada kembalinya permintaan bensin," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Prospek ekonomi global juga telah memburuk atau paling tidak tetap sama pada bulan lalu, kata mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan resesi yang sedang berlangsung diperkirakan akan lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.

Survei Federal Reserve Bank Dallas terhadap para eksekutif di wilayah penghasil minyak dan gas AS menemukan lebih dari separuh eksekutif yang memangkas produksi berharap untuk melanjutkan beberapa produksi pada akhir Juli.

Perusahaan energi AS dan Kanada memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi ke rekor terendah lagi minggu ini, menurut data dari Baker Hughes.

Baca juga: Minyak bangkit dari kerugian besar didukung data ekonomi AS
Baca juga: Indonesia di G20: Penurunan harga minyak jadi momentum pemanfaatan EBT
Baca juga: Minyak anjlok saat stok AS capai rekor baru dan kasus corona meningkat

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020