• Beranda
  • Berita
  • Menteri LHK beri nama bayi orangutan rehabilitan di Kalteng

Menteri LHK beri nama bayi orangutan rehabilitan di Kalteng

27 Juni 2020 21:21 WIB
Menteri LHK beri nama bayi orangutan rehabilitan di Kalteng
Bayi orangutan, Dara dan sang induk, Desi
Jakarta (ANTARA) -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberi nama bayi orangutan dari induk bernama Desi (12 tahun), orangutan rehabilitan yang dilepasliarkan pada 26 November 2016 lalu di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kalimantan Tengah. Dara, nama yang disematkan Siti kepada anak Desi
 
 
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, menyatakan dengan adanya kelahiran bayi orangutan di alam liar dari induk hasil pelepasliaran, merupakan indikator penting dan bersejarah karena menjadi bukti keberhasilan program rehabilitasi
 
 
 
“Hal ini juga menunjukkan adanya kerjasama yang sinergis dengan mitra-mitra terkait dalam konservasi orangutan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah”, sebut Wiratno.
 
 
 
Kelahiran bayi dari induk Desi menjadi kelahiran yang keempat dari program pelepasliaran orangutan yang dilaksanakan Balai TNBBBR dan mitra. Dua kelahiran yang termonitor oleh tim yaitu dari induk rehabilitan Desi dan Shila berasal dari program pelepasliaran bekerjasama dengan mitra Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) di wilayah TNBBBR Kalbar dan dua kelahiran lainnya dari induk rehabilitan Ijum dan Aulin berasal dari program pelepasliaran bekerjasama dengan mitra Yayasan Borneo Orangutan Survival (Yayasan BOS) di wilayah TNBBBR Kalimantan Tengah. 
 
 
 
Selain itu, dikatakan Wiratno, keterlibatan masyarakat di sekitar lokasi dalam kegiatan pelepasliaran hingga pemantauan satwa, diharapkan dapat meningkatkan kesadarannya untuk turut melestarikan orangutan dan habitatnya di kawasan TNBBBR.
 
 
 
“Kita menyadari bahwa upaya konservasi tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri, kita perlu bergandengan dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga lain, masyarakat setempat, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga masyarakat”, tambahnya.
 
 
 
Sementara itu, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Indra Eksploitasia, menambahkan, sebagai salah satu spesies kunci, keberadaan orangutan sangat penting untuk turut menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem salah satunya sebagai penyebar biji yang meregenerasi hutan. 
 
 
 
“Kami semua menantikan kelahiran-kelahiran alami berikutnya dari orangutan rehabilitan yang dilepasliarkan di kawasan ini”, kata Indra.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020