Fitur tersebut dirancang untuk memberi pengguna lebih banyak konteks tentang artikel sebelum mereka membagikannya, dengan harapan konten pada platform menjadi lebih "tepat waktu dan kredibel," The Verge melaporkan, dikutip Minggu.
Meski begitu, pengguna masih memiliki opsi untuk berbagi artikel setelah melihat pemberitahuan tersebut.
Menurut Facebook, fitur itu dikembangkan sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa artikel berita lama terkadang dapat dibagikan seolah-olah itu adalah berita terkini.
Baca juga: Facebook akan cekal iklan rasis
Baca juga: Perusahaan besar di AS boikot pasang iklan di Facebook
Sebuah artikel berita tentang serangan teroris dari beberapa tahun lalu misalnya, dapat dibagikan seolah-olah itu terjadi baru-baru ini, yang dikatakan Facebook "dapat menyalahartikan keadaan peristiwa saat ini."
Facebook bukan perusahaan pertama yang mencoba pendekatan ini. Tahun lalu, The Guardian mulai menambahkan tahun publikasi ke thumbnail dari artikel lama ketika dibagikan di media sosial.
Fitur tersebut "(membuat) lebih sulit untuk memutar cerita lama sebagai pemicu kemarahan baru," kepala inovasi editorial The Guardian, Chris Moran, pada saat itu.
Fitur Facebook tersebut hadir saat beberapa jejaring sosial bereksperimen dengan menggunakan petunjuk untuk mendorong pengguna mengubah cara mereka mengunggah.
Tahun lalu, misalnya, Instagram mulai memperingatkan pengguna sebelum mereka memposting keterangan yang "berpotensi ofensif" di unggahan mereka, dan baru bulan ini Twitter mengumumkan akan menguji fitur untuk mendorong pengguna membaca artikel sebelum me-retweet tulisan tersebut.
Baca juga: Facebook diawasi sejak akuisisi Giphy
Baca juga: Facebook uji coba fitur keamanan baru di Messenger\
Baca juga: Dari WhatsApp bisa kirim uang dan bayar tagihan
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020