Konten tersebut menceritakan tentang penyebab keretakan hubungan Presiden Pertama RI Soekarno dengan Wakil Presiden Pertama Indonesia Mohammad Hatta, yang dikisahkan oleh Siti Rahmiati Hatta, istri proklamator asal Sumatera Barat itu.
Berikut sepenggal isi cerita tersebut:
Saat itu, Kak Hatta bercerita bahwa ia baru menyadari kesalahannya.
"Di masa awal kemerdekaan, Soekarno selalu mengajaknya berunding tentang masalah apapun. Namun setelah KMB 1949, Soekarno menjadi presiden yang bebas, tidak bertanggung jawab pada parlemen. Ia tak perlu berunding dengan kabinet."
"Aidit dan paham komunisme hadir sebagai pelakor dalam hubungan Soekano – Hatta. Soekarno yang senang dipuji mendapatkan pasangan cocok yang suka menjilat dan memuji. Soekarno menyukai Aidit. Lebih dari itu, Aidit mampu merenggangkan hubungan keduanya. Yah, Aidit dan paham komunismenya hadir sebagai orang ketiga yang mampu merusak bukan hanya hubungan sahabat, tapi tatanan sebuah negara."
Hingga Senin (29/6), tulisan tersebut telah dimuat di situs Konfrontasi.com, Eramuslim.com, serta Sabili.co dengan judul "Orang Ketiga Itu Bernama Aidit!". Sedangkan situs SejarahOne memuat tulisan tersebut dengan judul "Aidit Memasukan Paham Komunis dengan Sangat Halus".
Namun, benarkah tulisan berjudul "Orang Ketiga Itu Bernama Aidit!" merupakan kisah yang berdasarkan catatan sejarah atau nonfiksi?
Penjelasan:
Penelusuran ANTARA menemukan artikel berjudul "Orang Ketiga Itu Bernama Aidit!" itu merupakan karya fiksi bertema tokoh sejarah yang ditulis oleh Winarni Mulyono. Tulisan itu merupakan bagian dalam kegiatan 30 Hari Menulis yang diadakan oleh Komunitas Nulis Aja Dulu (NAD).
Winarni, dalam catatannya di Facebook, pada Minggu (28/6), mengisahkan tulisan fiksi tersebut disusun dengan mengacu pada buku-buku koleksinya. Koleksi buku Winarni antara lain, "Hatta: Aku Datang karena Sejarah; Tafsir, Memoar, Catatan, Surat-Surat, dan Kisah Hidup Bung Hatta" karya Sergius Sutanto, serta "Prahara Budaya" karya Taufik Ismail.
"Dari awal penulisan, saya menyadari betul bahwa ini tulisan fiksi sehingga ada interpretasi pribadi dalam teks maupun dialog, walaupun berdasarkan latar sejarah," kata Winarni melalui Facebooknya.
Dengan demikian, artikel "Orang Ketiga Itu Bernama Aidit!" merupakan literatur fiksi, yakni tulisan yang dibuat bukan berdasarkan fakta. Bukan nonfiksi, seperti yang ditampilkan pada sejumlah situs nasional tersebut.
Klaim: Tulisan “Orang Ketiga Itu Bernama Aidit!” kisah nonfiksi
Rating: Salah/Disinformasi
Baca juga: Megawati minta Jokowi pecat Anggota TNI yang razia buku berbau PKI? Ini penjelasannya
Baca juga: Hoaks, foto Kaesang dengan kaos berlogo palu arit
Baca juga: Hoaks, PKI yang usulkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020