• Beranda
  • Berita
  • Seniman TMII alih profesi akibat kosongnya jadwal pentas

Seniman TMII alih profesi akibat kosongnya jadwal pentas

30 Juni 2020 13:05 WIB
Seniman TMII alih profesi akibat kosongnya jadwal pentas
Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Mabes Polri Irjen Pol Raja Erisman (tengah) berpose usai memberikan bantuan sembako kepada 150 seniman di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (30/6/2020). ANTARA/Andi Firdaus/am.

kosongnya jadwal pentas berlangsung sampai dengan akhir tahun 2020

Seniman Tari dan Musik Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, beralih profesi menjadi pedagang akibat kosongnya jadwal pentas sampai dengan akhir tahun.

"Sudah dipastikan jadwal pentas kami hingga akhir tahun 2020  kosong. Makanya ada yang beralih jadi pedagang  mulai dari jualan bawang sampai menjual harta benda miliknya," kata koordinator Seniman Tari dan Musik TMII Armen Suwandi di Jakarta, Selasa, ditengah kegiatan penyerahan bantuan  sembako kepada 150 seniman di Anjungan Riau TMII oleh Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Mabes Polri Irjen Pol Raja Erisman.

Armen mengatakan kekosongan jadwal pentas terjadi sejak akhir Februari 2020.

Biasanya ratusan anggota Seniman Tari dan Musik TMII rutin menggelar kegiatan pentas minimal sepekan sekali untuk mengisi berbagai acara seremonial di TMII.

Baca juga: Penggalangan dana untuk seniman Betawi warnai HUT DKI di Jaktim

Selain itu, kata Armen, sejak 2019 pihaknya juga kerap dilibatkan dalam sejumlah acara kepolisian untuk pentas penyambutan tamu.

"Kita juga suka tampil mengisi acara pentas seni di Taman Ismail Marzuki (TIM)," katanya.

Dari serangkaian kegiatan itu, Armen mengaku bisa mengantongi pendapatan hingga Rp20 juta per bulan.
Koordinator Seniman Tari dan Musik Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Armen Suwandi, berpose di anjungan Riau TMII, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2020). (ANTARA/Andi Firdaus)


Namun sejak pandemi COVID-19 melanda Jakarta, Armen dan kolega terpaksa beralih profesi, bahkan harus menjual harta benda.

Baca juga: Tercatat 58 ribu seniman butuh bantuan selama pandemi

"Kalau saya harus jual mobil yang baru dibeli dua bulan lalu. Dulu belinya Rp115 juta, kemarin dijual laku Rp90 juta," katanya.

Sebagian uang hasil penjualan mobil dipergunakan Armen untuk menutup biaya operasional dapur umum yang kini dihuni anggota seniman.

"Uangnya kita pakai untuk masak rendang, gulai ikan, ikan bakar. Untuk seniman juga yang sekarang tinggal di sana," katanya.

Dapur Umum Tanah Merdeka itu berada di dekat Kampus Uhamka, Jakarta Timur.

Baca juga: Konser Jakarta City Philharmonic untuk bantu seniman trasional

Seniman tari Siti Suryani (42) terpaksa beralih profesi sebagai pedagang bawang untuk menghidupi keluarga di tengah pandemi COVID-19.

"Saya ini aslinya instruktur tari. Yang penting kita mendapatkan rezeki, kebetulan suami sakit, saya yang rawat sendiri. Kalau kesenian stop, saya berkegiatan lain jual masakan sampai bawang," katanya.

Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Mabes Polri Irjen Pol Raja Erisman dalam sambutannya mengatakan pekerja seni hanya sebagian dari banyak profesi yang kini terpuruk akibat COVID-19.

"Tapi saya berpesan, mari jaga keselamatan diri ikuti protokol kesehatan. Ini semua bukan hanya untuk menjaga diri, tapi juga untuk keselamatan lingkungan keluarga," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020