• Beranda
  • Berita
  • Permintaan hewan kurban di Jaksel mulai meningkat

Permintaan hewan kurban di Jaksel mulai meningkat

30 Juni 2020 14:39 WIB
Permintaan hewan kurban di Jaksel mulai meningkat
Seorang calon pembeli mengamati hewan kurban jenis kambing etawa yang dijual di jalan Kemang Utara IX, Jakata Selatan, Selasa (30/6/2020). ANTARA/Laily Rahmawaty/am.

Yang mau beli sudah banyak, tapi belum saya kasih, masih tunggu 15 hari lagi baru saya jual

Permintaan hewan kurban khususnya kambing di wilayah Jakarta Selatan, mulai meningkat, terpantau hampir setiap hari ada saja calon pembeli yang datang melihat dan menanyakan harga bahkan memesan.

Menurut Haji Modakhir (56) salah satu peternak dan juga penjual kambing kurban di jalan Kemang Utara IX, Mampang Prapatan Jakarta Selatan, mengatakan permintaan sebagian besar datang dari pembeli pribadi maupun pedagang eceran yang menjual hewan untuk kurban.

"Yang mau beli sudah banyak, tapi belum saya kasih, masih tunggu 15 hari lagi baru saya jual," kata Modakhir saat ditemui Selasa.

Menurut Modakhir saat ini dirinya hanya melayani penjualan kambing untuk keperluan Aqiqah, sedangkan untuk kurban masih ditangguhkan hingga 15 hari ke depan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga harga jual kambing apabila masuk musim kurban akan lebih mahal dari pada harga kambing untuk aqiqah.

"Kalau harga kambing aqiqah itu Rp2,5 juta per ekor, tapi kalau harga kurban sudah Rp3 juta per ekor," kata pria asal Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah itu.

Selain untuk meminimalkan biaya operasional perawatan kambing selama sebulan menjelang Idul Adha 1441 Hijriah, serta menghindari kambing dari stres.

Modakhir telah berjualan kambing di jalan Kemang Utara IX sejak tahun 1991. Dia merupakan salah satu pedagang kambing untuk aqiqah dan kurban di kawasan tersebut.

Jenis kambing yang dijualnya khusus jenis etawa asal Ponorogo, Jawa Tengah yang memiliki ukuran berat dari yang terkecil 30 kilogram hingga 40 kilogram.
Pedagang kambing di jalan Kemang Utara IX, Jakata Selatan, menunggu pembeli datang, Selasa (30/6/2020). ANTARA/Laily Rahmawaty/am.

Mulai tahun 2015, Modakhir tidak sendiri, mantan anak buahnya membuka usaha penjualan kambing yang lokasinya berjarak 500 meter dari tempat jualannya.

Total ada dua pedagang kambing yang berjualan di jalan Kemang Utara IX tak jauh dari Pasar Warung Buncit. Kedua pedagang ini selain menjual kambing untuk langsung dipotong, juga untuk dijual kembali.

Baca juga: BAZNAS: Protokol COVID-19 hewan kurban sifatnya menyeluruh
Agus Herman (40) pedagang kambing lainnya memastikan penjualan kambing kurban selama pandemi COVID-19 tidak akan berkurang mengingat hari raya Kurban jatuh di akhir bulan pada saat karyawan menerima gaji.

Baca juga: Antisipasi COVID-19, lapak pedagang hewan kurban di Bekasi disisir

"Harapannya kita penjualan masih tetap seperti tahun-tahun sebelumnya, karena dari harga dan ketersediaan hewan kurban stabil," kata Agus.

Pada lebaran Idul Adha tahun lalu pedagang hewan mampu menjual 500 hingga 600 ekor sapi dalam sebulan. Pembeli  merupakan warga yang ingin kurban, tetapi ada juga yang untuk dijual lagi.

Baca juga: Shalat Idul Adha di Kota Bogor akan terapkan protokol kesehatan

Sementara itu Kepala Suku Dinas Kelautan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Hasudungan mengatakan akan ada aturan terkait tata cara pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di masa pandemi COVID-19.

"Saat ini kami sedang menggodok sejumlah aturannya tata cara pelaksanaan kurban bersama pihak terkait, dalam waktu dekat akan kami sampaikan," kata Hasudungan.

Selain itu, Sudin KPKP juga tengah melaksanakan pengawasan kesehatan hewan kurban ke sejumlah penjual menjelang lebaran.




Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020