Juru Bicara LKSP Hafidz Muftisany dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan sebesar 17,26 persen dari 2.047 responden menjawab Muhammadiyah sebagai ormas paling peduli dalam mitigasi COVID-19, kemudian Ikatan Dokter Indonesia (16,51 persen), Nahdlatul Ulama (12,55 persen) dan Relawan Indonesia Bersatu Lawan Corona (10,47 persen).
"Lembaga lain yang disebut responden adalah Aksi Cepat Tanggap (6,13 persen), PKPU (5,19 persen), Majelis Ulama Indonesia (4,53 persen), Palang Merah Indonesia (3,21 persen), Gugus Tugas Covid-19 (2,26 persen), Front Pembela Islam (1,51 persen), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (1,32persen) dan lainnya (16,13persen)," kata dia.
Baca juga: Muhammadiyah: Jangan berkerumun saat penyembelihan hewan kurban
Baca juga: PP Muhammadiyah anjurkan shalat Idul Adha tetap di rumah
Temuan lain dari LKSP, sebanyak 89,90 persen mengatakan sikap kritis dipandang bermanfaat untuk menjaga kepentingan warga dan 7,02 persen menyatakan tidak bermanfaat bahkan mengganggu. Sementara sebanyak 3,08 responden menyatakan tidak tahu.
Adapun survei dilakukan pada 20-27 Mei 2020 melibatkan 2.047 responden di 34 provinsi seluruh Indonesia yang tersebar secara proporsional. Metode penentuan sampling menggunakan Krejcie-Morgan dengan margin of error 2,183 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Responden dipilih secara acak dan proporsional pada tiap provinsi. Responden mengisi daftar pertanyaan secara daring, setelah dipastikan terkontak secara individual," kata Hafidz.
Dia mengatakan survei LKSP bertujuan mengukur kesadaran, kesiapan masyarakat menghadapi pandemi serta respon publik terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah selama pandemi.
Hafidz mengatakan kebijakan strategis sangat penting dalam menanggulangi pandemi seperti penerbitan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, pembahasan RUU Cipta Kerja, program Kartu Prakerja dan izin tenaga kerja asing (TKA) masuk Indonesia.
"Selain itu, penting juga kebijakan di bidang kesehatan seperti pemberlakuan protokol kesehatan dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," katanya.*
Baca juga: 340 relawan Muhamamdiyah promosikan pencegahan COVID-19
Baca juga: Nasyiatul Aisyiyah: Pandemi COVID-19 pembelajaran berharga bagi siswa
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020