"Pada masa transisi kita hanya menyiapkan 700 unit, tapi di 'new normal' yang direncanakan 3 Juli itu sekitar 1.791 bus akan kita operasionalkan. Jumlah tinggi tersebut dipengaruhi oleh layanan mikrotrans yang akan mulai beroperasi," kata Direktur Operasional TransJakarta Prasetia Budi dalam diskusi daring yang diselenggarakan Institut Transportasi (Instran) di Jakarta, Selasa.
Mikrotrans mengambil porsi paling banyak untuk penambahan rute di masa normal baru, yaitu sebanyak 69 rute. Sedangkan untuk rute BRT yang sebelumnya diutamakan di 13 koridor utama ditambah sehingga menjadi 23 rute dan terakhir penambahan rute dilakukan untuk angkutan integrasi sebanyak 15 rute.
Pria yang akrab disapa Prabu itu mengatakan dalam kurun waktu 1-2 hari ke depan, pihaknya mulai melakukan uji coba di beberapa titik untuk
rute-rute yang ditambah khususnya untuk mikrotrans yang telah vakum selama 4 bulan akibat COVID-19.
Meski penambahan rute layanan dilakukan, TransJakarta tetap menjaga penerapan protokol kesehatan secara ketat. "Tetap physical distancing, protokol kesehatan kita jalankan dengan ketat," kata Prabu.
Baca juga: Empat pengelola transportasi publik integrasikan pembayaran
Baca juga: Penumpang bus Tansjakarta selama masa transisi naik 22 persen
TransJakarta pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengalami penurunan jumlah penumpang hingga 90 persen.
Dari yang sebelumnya mencapai hampir satu juta penumpang pada saat normal, menjadi seratus ribu penumpang perhari pada masa PSBB dua periode.
Hal itu karena TransJakarta hanya memfokuskan pelayanan di 13 rute utama dan tiga rute layanan integrasi.
Saat ini secara berangsur di masa transisi TransJakarta mulai mengalami peningkatan pengguna karena pelonggaran beberapa kegiatan seperti perkantoran dan tempat usaha.
"Di masa transisi perkembangan jumlah pelanggan mengalami kenaikan jadi 163.000 pengguna perhari. Bahkan kemarin itu sudah mencapai 203.000 pengguna dalam sehari," kata Prasetia.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020