Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ingin mempelajari kecanggihan teknologi akuakuktur dan manajemen ekonomi perikanan budidaya dari Norwegia, dengan mengirim jajarannya guna menimba ilmu ke negara di kawasan Skandinavia itu.Norwegia dikenal dengan teknologinya yang canggih dalam akuakultur, terutama untuk akuakultur lepas pantai
"Norwegia dikenal dengan teknologinya yang canggih dalam akuakultur, terutama untuk akuakultur lepas pantai," kata Menteri Edhy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI telah menerima Dubes Norwegia Vegard Kaale di kantor KKP, 29 Juni.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Edhy menyebut keberhasilan Norwegia memproduksi salmon berskala besar.
Salmar dan Norax adalah dua contoh perusahaan swasta Norwegia yang sudah menggunakan teknologi dengan total kapasitas produk sekitar 10.000 ton per tahun.
"Kami kirim ahli-ahli untuk belajar tentang akuakultur, masing-masing direktorat jenderal dua orang. Bagaimana melakukan produksi yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hasil yang akan kami pasarkan," ucapnya.
Menteri Edhy memastikan Indonesia dan Norwegia memiliki kerja sama yang sudah berlangsung lama, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.
Bahkan kedua belah pihak telah menandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Kerja Sama Kelautan dan Perikanan pada Oktober 2018 di Bali.
Karenanya, dengan mempertimbangkan posisi strategis dan kepemimpinan kedua negara dalam forum global, Menteri Edhy ingin mengambil kesempatan ini untuk mendorong kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama bilateral di masa depan.
Menteri Edhy berharap, kesesuaian bisnis antara sektor swasta dari kedua negara perlu juga dipromosikan di masa depan.
Menurut dia, kerja sama ini adalah salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-EFTA (IE CEPA), yang ditandatangani pada Desember 2018 dan saat ini sedang menunggu ratifikasi.
"Saya berharap untuk melihat kolaborasi dan kerja sama di masa depan dalam industri perikanan antara perusahaan Norwegia dan Indonesia, terutama dengan PT. Perinus," urainya.
Baca juga: Berlanjut, LoI Indonesia-Norwegia diperkuat atasi krisis iklim
Baca juga: Salmon Norwegia bukan sumber virus corona di Beijing
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020