PT Samudera Indonesia masih menyatakan minatnya untuk menjadi calon operator Pelabuhan Patimban yang saat ini masih berproses.
“Ya, kita masih berminat. Dua atau tiga bulan lalu sudah mengikuti prosesnya menuju ke persiapan lelang, tapi masih menyatakan minat,” kata Direktur Utama Samudera Indonesia Bani Maulana Mulia dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Dia menuturkan pihaknya tertarik karena proyek Pelabuhan Patimban merupakan proyek besar dan pihaknya siap bermitra dengan perusahaan Jepang sebagaimana yang tertera dalam ketentuan kerja sama antara pemerntah Indonesia dan Jepang.
Baca juga: Proyek jembatan penghubung Pelabuhan Patimban ditandatangani
“Kita melihat dari ‘size projects’ sangat besar kita terbuka kerja sama dengan mitra di proyek Patimban, ada skema yang disepakati pemerintah Indonesia dan Jepang. Patimban kombinasi dari perusahaan Indoesia dan Jepang minat kami siap bermitra dari Jepang dan dari perusahaan dalam negeri. Progresnya sedang kami siapkan,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah mengonfirmasi terdapat delapan calon operator pelabuhan yang berlokasi di Subang, Jawa Barat itu.
Progres pembangunan terminal kendaraan dan peti kemas di pelabuhan ini mencapai 63,54 persen hingga Maret 2020. Hingga saat ini, pengerjaan proyek di lapangan tetap berjalan.
Tahap pertama fase I, akan digunakan untuk terminal peti kemas seluas 35 hektare dengan kapasitas 250.000 TEUs dan 25 hektare untuk terminal kendaraan utuh (completely build up/CBU) dengan kapasitas 218.000 unit.
Baca juga: PUPR komitmen tuntaskan jalan akses Pelabuhan Patimban April 2020
Nilai investasi Pelabuhan Patimban Tahap I, yakni Rp29 triliun, sementara itu nilai investasi untuk total proyek ditaksir mencapai lebih dari Rp50 triliun.
Diharapkan Pelabuhan Patimban dapat beroperasi penuh pada 2027 yang bisa menampung hingga 750.000 TEUs.
Selain itu, pembangunan Pelabuhan Patimban ini bertujuan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020