• Beranda
  • Berita
  • Taiwan buka kantor bantu orang yang melarikan diri dari Hong Kong

Taiwan buka kantor bantu orang yang melarikan diri dari Hong Kong

1 Juli 2020 13:57 WIB
Taiwan buka kantor bantu orang yang melarikan diri dari Hong Kong
Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen (7/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Fabian Hamacher/ama/djo

"Ini adalah tonggak penting bagi pemerintah untuk lebih mendukung demokrasi dan kebebasan di Hong Kong,

Taiwan pada Rabu membuka kantor untuk membantu orang-orang yang melarikan diri dari Hong Kong setelah China memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang baru di kota itu.

Seorang menteri senior Taiwan mengatakan pihaknya akan terus mendukung kebebasan dan demokrasi di Hong Kong.

Undang-undang kontroversial yang mulai berlaku pada Rabu itu akan menindak kejahatan separatisme, subversi, terorisme dan kolusi dengan pihak asing dengan hukuman penjara hingga seumur hidup.

Undang-undang tersebut mengisyaratkan era yang lebih otoriter untuk kota Hong Kong yang adalah pusat kegiatan keuangan Asia.

Baca juga: China peringatkan Taiwan soal tawaran bantuan bagi Hong Kong
Baca juga: Pesawat militer China kembali terbang di wilayah Taiwan


Protes anti pemerintah di Hong Kong telah memenangkan dukungan luas dan lintas-partai di Taiwan yang demokratis dan diklaim China, di mana undang-undang tersebut telah banyak dikutuk.

Sekitar 200 warga Hong Kong telah melarikan diri ke Taiwan sejak demonstrasi pro demokrasi dimulai pada tahun lalu, kata kelompok hak asasi manusia (HAM).

Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen pada Mei menjadi pemimpin pertama di dunia yang menjanjikan langkah-langkah untuk membantu orang-orang Hong Kong yang melarikan diri akibat pengetatan kendali oleh China.

Berbicara pada pembukaan kantor di pusat kota Taipei, kepala Dewan Urusan Pembuatan Kebijakan Taiwan untuk China Daratan Chen Ming-tong mengatakan fasilitas itu menunjukkan tekad Taiwan untuk membantu warga Hong Kong.

"Ini adalah tonggak penting bagi pemerintah untuk lebih mendukung demokrasi dan kebebasan di Hong Kong," kata Chen.

Taiwan berbagi dengan para pemrotes di Hong Kong suatu antipati mendalam terhadap Beijing, yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Chen memperingatkan bahwa Beijing berusaha menargetkan orang-orang di negara lain dengan hukum.

"(Undang-undang) ini tidak hanya menargetkan penduduk di Hong Kong. Ini juga merupakan perintah yang dikeluarkan oleh Kekaisaran Langit untuk orang-orang di seluruh dunia," ujar Chen, merujuk pada pemerintah China.

Undang-undang keamanan nasional baru itu akan berlaku untuk penduduk tetap dan tidak tetap Hong Kong.

Beijing membantah bahwa pihaknya telah mengekang kebebasan Hong Kong dan mengecam rencana Taiwan untuk membantu warga Hong Kong.

Pada Selasa malam, Kantor China untuk Urusan Taiwan mengatakan bahwa undang-undang baru itu akan memotong campur tangan Taiwan di Hong Kong.

Kantor itu dibuka pada hari peringatan kembalinya Hong Kong, bekas koloni Inggris, ke pemerintahan China pada 1997.

Sementara itu, Chen menolak mengatakan berapa banyak orang dari Hong Kong yang mereka perkirakan akan datang, atau berapa banyak pengajuan yang telah Taiwan terima sejauh ini.

Sumber-sumber diplomatik yang berbasis di Taipei mengatakan mereka memperkirakan hanya warga Hong Kong yang paling radikal dan kurang mampu yang datang ke Taiwan, dan sebagian besar lainnya lebih suka pergi ke negara-negara Barat, seperti Kanada, Inggris dan Amerika Serikat.

Wakil Chen, Chiu Chui-Cheng, mengatakan bahwa sekitar dua lusin orang akan bekerja di kantor baru Taiwan untuk menangani warga yang melarikan diri dari Hong Kong, dan mereka telah menerima "banyak telepon".

Mereka yang datang ke Taiwan perlu melakukannya secara legal, dan kantor Taiwan memiliki setidaknya 20 hotline untuk pemeriksaan di lapangan, kata Chiu.

Dia juga menyebutkan bahwa Taiwan akan memberikan bantuan yang diperlukan, termasuk akomodasi.

Sumber: Reuters

Baca juga: China sahkan UU, Taiwan ingatkan warga risiko kunjungi Hong Kong
Baca juga: Pertengkaran terjadi karena oposisi duduki gedung parlemen Taiwan

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020