• Beranda
  • Berita
  • Berolahraga saat perut kosong, efektifkah turunkan berat badan?

Berolahraga saat perut kosong, efektifkah turunkan berat badan?

2 Juli 2020 17:51 WIB
Berolahraga saat perut kosong, efektifkah turunkan berat badan?
Ilustrasi (Pixabay)
Puasa sewaktu atau intermiten populer akhir-akhir ini, salah satunya karena beberapa penelitian menunjukkan manfaat kesehatan dan efek positifnya pada manajemen berat badan.
Namun, diet saja bukanlah rahasia kebugaran tetapi juga harus selalu dibarengi dengan olahraga teratur. Menariknya, beberapa orang berpikir puasa sebelum berolahraga adalah cara yang baik untuk mengurangi berat badan.

Tetapi apakah berolahraga dengan perut kosong benar-benar bermanfaat bagi tubuh?

Para ahli kesehatan kepada Mindbodygreen baru-baru ini mengatakan hal ini sebenarnya tidak terlalu bermanfaat.

Baca juga: Masker kain atau bedah saat berolahraga di normal baru?

Baca juga: Dokter Reisa sarankan orang risiko tinggi COVID-19 olahraga di rumah


Berolahraga dengan perut kosong bisa benar-benar membakar banyak kalori. Namun, karena seseorang akan merasakan dorongan untuk makan setelah latihan yang intens, dia akhirnya bisa makan makanan yang penuh kalori.

Misalnya, satu orang bisa membakar hingga 300 kalori lemak saat berolahraga dalam keadaan puasa. Tetapi ketika orang itu pulang dan makan 800 kalori, dia mengalahkan tujuan melakukan latihan kardio saat puasa untuk menurunkan berat badan.

"Membakar lemak tidak sama dengan kehilangan lemak tubuh," kata Nancy Clark penulis "The Sports Nutrition Guidebook" seperti dilansir Medical Daily.

Menurut dia, banyak orang percaya fasted cardio atau berolahraga saat perut kosong dapat membantu mengurangi lemak tubuh secara efisien, tetapi sebenarnya kondisi ini tidak terjadi pada kebanyakan kasus.

Namun demikian, ahli fisiologi olahraga John Ivy mengatakan, memang ada keuntungan untuk melakukan latihan kardio saat perut kosong dan itu ada hubungannya dengan perubahan hormon yang terjadi pada jam-jam awal hari itu.

Kadar insulin yang rendah dan kadar testosteron yang meningkat dapat membantu membakar lemak padat. Clark mengatakan inilah sebabnya atlet melakukan fasted cardio beberapa kali dalam seminggu.

Para ahli mencatat bahwa cardio puasa bisa efektif bagi mereka yang benar-benar ingin membakar lemak dan menurunkan berat badan. Tapi cara ini tidak akan lebih efektif daripada berolahraga setelah perut terisi makanan.

Kedua cara ini bisa menyebabkan jumlah penurunan berat badan yang sama. Namun, yang terakhir masih lebih direkomendasikan oleh para ahli karena puasa pada perut kosong dapat menyebabkan masalah konsentrasi karena otak kekurangan energi. Masalah konsentrasi kemudian dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera.

Baca juga: Bersepeda di masa normal baru, sekedar gaya atau demi cegah COVID-19?

Baca juga: Mengintip motor listrik "Made in NTB"

Baca juga: Tips aman bersepeda saat normal baru bagi pemula

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020