Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan para pejabat kementerian yang dipimpinnya mempunyai rasa peka terhadap krisis agar mampu saling mendukung dan mengisi antar sektor.Presiden meminta hal yang extraordinary, karena situasi ini membutuhkan langkah-langkah yang tidak normal dan perlu me-reset kembali organisasi. Kita harus menjaga amanah dari 267 juta penduduk Indonesia, sehingga kita harus melakukan cara berbeda
"Hal ini akan menciptakan kerja sama yang solid untuk bersama-sama menjaga perekonomian nasional, tanpa meninggalkan sektor-sektor tertentu," kata Airlangga dalam acara pelantikan 28 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan Kemenko Perekonomian di Jakarta, Kamis.
Ia mengharapkan para pejabat Kemenko Perekonomian juga mampu menjadi problem solver dan innovator yang bisa bekerja mandiri maupun di dalam tim untuk menciptakan terobosan kebijakan yang dibutuhkan untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi.
"Presiden meminta hal yang extraordinary, karena situasi ini membutuhkan langkah-langkah yang tidak normal dan perlu me-reset kembali organisasi. Kita harus menjaga amanah dari 267 juta penduduk Indonesia, sehingga kita harus melakukan cara berbeda," katanya.
Dalam kesempatan ini, Airlangga mengungkapkan enam program strategis yang harus diemban Kemenko Perekonomian, yaitu mengawal pemulihan ekonomi nasional dan menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pangan (termasuk untuk ketersediaan lahan/food estate).
Selain itu, menjaga dan meningkatkan kinerja industri dan perdagangan (salah satunya mengurangi hambatan perdagangan bilateral), meningkatkan efisiensi dan kinerja BUMN, memperkuat ekonomi bagi UMKM (antara lain dengan subsidi bunga KUR), dan mengawal pembahasan RUU Cipta Kerja.
Ia meminta jajaran Kemenko Perekonomian dapat menerapkan kebijakan dan program strategis tersebut secara cepat dan tepat sehingga pertumbuhan ekonomi bisa kembali naik dan peningkatan pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan.
"Tentu semangatnya sama, untuk memulai dari minus menjadi nol itu harus dilakukan reboot/restart. Sampai akhir tahun ini, kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 0,5 persen-2 persen. Kuncinya ada di koordinasi, sinkronisasi dan bottlenecking dari semua regulasi yang ada," katanya.
Latar belakang dari pelantikan pejabat tersebut adalah karena ada perubahan organisasi dan nomenklatur berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 37 Tahun 2020 tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Kemudian, karena adanya Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang baru, yaitu Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Dengan demikian, para Pejabat Eselon II yang melaksanakan penugasan baru harus cepat beradaptasi, dan mereka yang tetap pada posisinya ataupun berubah nomenklatur agar meningkatkan kinerjanya karena kondisi itu akan berdampak pada koordinasi dengan KL dan penyesuaian anggaran.
Berikut 28 pejabat pimpinan tinggi pratama Kemenko Perekonomian yang baru dilantik sesuai Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Kepmenko) Nomor 240 Tahun 2020.
1. Kepala Biro Perencanaan, Andie Megantara
2. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, I Ktut Hadi Priatna
3. Kepala Biro Umum, Hari Kristijo
4. Inspektur, Mirza Sofjanhadi Mashudi
5. Asisten Deputi Fiskal, Gunawan Pribadi
6. Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal, Ferry Irawan
7. Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Gede Edy Prasetya
8. Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, R.R. Yuli Sri Wilanti
9. Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Moch. Edy Yusuf
10. Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis, Ignatia Maria Honggowati
11. Asisten Deputi Minyak dan Gas, Pertambangan, dan Petrokimia, Andi Novianto
12. Asisten Deputi Agro, Farmasi, dan Pariwisata, Dida Gardera
13. Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur, Sunandar
14. Asisten Deputi Niaga dan Transportasi, A Bastian Halim
15. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Digital, Rizal Edwin
16. Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan, Chairul Saleh
17. Asisten Deputi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Iwan Faidi
18. Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja, Yulius
19. Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi, Ichsan Zulkarnaen
20. Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional, Erwin Raza
21. Asisten Deputi Pengembangan Industri, Atong Soekirman
22. Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi, Tulus Hutagalung
23. Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pertanahan, Dodi Slamet Riyadi
24. Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan, Bastary Pandji Indra
25. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia, Bobby Chriss Siagian
26. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah, Fajar Wirawan Harijo
27. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik, Irwan Sinaga
28. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional, Netty Muharni
Baca juga: Sri Mulyani: Krisis COVID-19 peluang suatu negara lakukan reformasi
Baca juga: Paparkan langkah pemerintah, Sri Mulyani: Krisis kali ini beda sekali
Baca juga: Moeldoko: Presiden Jokowi siap ambil risiko dalam tangani krisis
Baca juga: Presiden Jokowi peringatkan para menteri masih kerja biasa-biasa
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020