Bambang Soesatyo di Jakarta, Kamis, mengatakan kesadaran kolektif bangsa itu tentang betapa besarnya sumbangan Indonesia terhadap dunia. Khususnya, dalam membangun tatanan dunia yang lebih damai dan beradab.
Presiden Soekarno berhasil menggelegarkan dunia dengan Pancasila. Indonesia memperkenalkan Pancasila dalam pidato di depan Kongres Amerika Serikat pada 17 Mei 1956 dilanjutkan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-XV 30 September 1960.
"Melalui Pancasila, Indonesia menjadi ujung tombak dalam menstabilkan dunia yang tengah diguncang residu akibat Perang Dunia ke-II yang mengakibatkan terbelahnya dunia antara Blok Uni Soviet dan Blok Amerika Serikat," kata dia.
Baca juga: Ketua MPR: Ketahanan nasional bangsa harus diperkuat
Kemudian, konsepsi Pancasila yang ditawarkan Indonesia disambut baik berbagai negara di Asia dan Afrika, hingga akhirnya berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada 18 - 24 April 1955 di Bandung.
"Sebagai upaya mempromosikan kerja sama ekonomi dan budaya antar negara Asia dan Afrika, melawan kolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara imperialis lainnya," kata Bamsoet saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual kepada kader Yayasan Pelangi Nusantara Abadi.
Mantan Ketua DPR RI ini tak menginginkan konsepsi Pancasila yang sudah menggelegar di awal kemerdekaan Indonesia, justru menjadi mundur ke belakang akibat abainya generasi muda memahami dan mengimplementasikan nilai luhur Pancasila.
Sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila sebagai ideologi, falsafah, dan pemersatu bangsa telah memberikan inspirasi dan landasan moral bagi bangsa Indonesia, membuktikan diri sebagai bangsa yang berketuhanan, berperikemanusiaan, memegang teguh persatuan, mengutamakan musyawarah, dan adil dalam mewujudkan kesejahteraan.
Baca juga: PSBB transisi diperpanjang, Ketua MPR minta masyarakat lebih disiplin
"Kini di masa pandemi COVID-19, saya telah menyaksikan sendiri bagaimana laku Pancasila benar-benar hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Setiap insan umat beragama misalnya, semakin khusuk dan taat berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, di mana setiap rumah menurut dia juga menjadi rumah ibadah, sebagai dampak penutupan sementara rumah-rumah ibadah yang masih berlangsung di beberapa daerah.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI itu menambahkan, setiap insan manusia Indonesia saat ini benar-benar belajar bagaimana menajamkan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab ketika melihat saudara-saudara sebangsanya mengalami kondisi yang berat.
Rakyat bahu-membahu bergotong royong membantu apa yang mereka bisa dan memberi apa yang mereka punya. Kondisi ini jugalah yang semakin menguatkan semangat persatuan Indonesia.
Kondisi tersebut menurut dia malah bertolak belakang dengan para pemangku kebijakan yang lebih banyak mementingkan ego sektoral.
Baca juga: Ketua MPR: Perlu gandeng BPK cegah korupsi dana COVID-19
"Bahkan sampai membuat Presiden Joko Widodo marah besar lantaran tidak ada progres signifikan. Dengan tegas Presiden Joko Widodo sudah meminta para pembantunya agar memiliki perasaan sense of crisis yang sama sehingga bisa bertindak cepat dan tepat dalam mengendalikan penyebaran COVID-19," ucapnya.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu mendorong para penyelenggara negara dari pusat hingga daerah dapat satu barisan dalam bertukar pikiran, berdiskusi, dan bermusyawarah merumuskan berbagai kebijakan untuk membantu masyarakat.
Pandemi COVID-19 harus menjadi pembuktian bahwa para elite pemangku kebijakan berada di garis depan mengejawantahkan Pancasila, khususnya dalam melaksanakan sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Jangan sampai krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 membawa berbagai krisis lainnya seperti krisis ekonomi, sosial, politik, bahkan krisis kepemimpinan. Para elite dan pejabat publik harus hadir dalam kehidupan rakyat," ujarnya.
Baca juga: Bamsoet: Nelayan harus menjadi profesi menjanjikan dan sejahtera
Masa pandemi menurut dia harus dijadikan momentum yang tepat dalam meneladankan nilai-nilai Pancasila secara kolektif, sehingga menjadi kekuatan besar yang dapat membawa Indonesia bangkit melawan pandemi COVID-19.
Sosialisasi tersebut juga dihadiri Ketua Yayasan Pelangi Nusantara Abadi Eric Yansen Sihotang, Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Idham Kholik, Anggota DPRD Kota Bekasi Yogi Kurniawan, Founder Bekasi Bersedekah Jimmy Reinold.
Kamudian Ketua HMI Cabang Bekasi Mustofa Kamal, dan aktivis GMNI Patra. Serta ratusan peserta lainnya yang mengikuti Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020