"Kita selalu koordinasi antara kabupaten/kota itu terus ditingkatkan kemudian rapid test itu harus sebanyak-banyaknya," kata Sutarmidji dalam diskusi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta pada Jumat.
Tes cepat menjadi penting, kata dia, karena sampai saat ini masih menjadi satu-satunya alat untuk menjaring orang yang terpapar virus corona baru itu. Menurut dia, daerah di Kalbar yang paling banyak melakukan rapid test memiliki tingkat risiko penularan COVID-19 semakin kecil.
Baca juga: Polda Kalbar gelar tes cepat COVID-19 terhadap 223 warga
Baca juga: Sutarmidji ingatkan Dishub cegah lonjakan kasus COVID-19 di Supadio
Dia memberi contoh bagaimana Kota Pontianak memiliki 118 kasus positif dengan diperkirakan 40 persen masyarakat kota itu terdampak virus. Pemerintah setempat langsung melakukan tes cepat kepada sekitar 23.000 orang dan saat ini Pontianak hampir tidak memiliki kasus baru dalam dua pekan terakhir.
Meski memiliki total 336 kasus positif dengan 271 orang di antaranya sembuh per Kamis (2/7) dan beberapa kabupaten serta kotanya masuk zona hijau atau kuning yang menunjukkan risiko rendah, Gubernur Kalbar menegaskan akan terus berusaha untuk mempertahankan serta memperbaiki kondisi di daerahnya.
"Yang bahaya itu kalau zona hijau kemudian kembali jadi oranye atau kuning," kata dia.
Dia memastikan terus memantau kondisi pasien yang masih dalam tahap penyembuhan untuk memastikan imunitas mereka tetap terjaga serta tingkat kesembuhan mereka. Gubernur juga mengawasi jumlah tes cepat yang dilakukan kabupaten/kota.
Baca juga: DLH Pontianak: Sudah 21 ton limbah infeksius COVID-19 dimusnahkan
Baca juga: Karyawan PLN Kalbar donor darah jaga stok saat wabah COVID-19
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020