• Beranda
  • Berita
  • Komunitas Nol Sampah ingin Surabaya ikuti DKI terkait diet plastik

Komunitas Nol Sampah ingin Surabaya ikuti DKI terkait diet plastik

4 Juli 2020 17:54 WIB
Komunitas Nol Sampah ingin Surabaya ikuti DKI terkait diet plastik
Aktivis komunitas Nol Sampah saat mengganti kantong kresek pelanggan dengan kantong belanja ramah lingkungan di Pasar Gunung Anyar Surabaya, Sabtu (04/07/2020). ANTARA/Fiqih Arfani/am.

sampah plastik masuk ke laut menyebabkan 267 jenis biota laut menderita

Komunitas Nol Sampah berharap Pemerintah Kota Surabaya mengikuti DKI Jakarta terkait kebijakan diet plastik sekali pakai atau tas kresek, terutama saat berbelanja.

"Di Jakarta sudah ada peraturannya, dan semoga bisa diikuti Kota Surabaya," ujar Founder Komunitas Nol Sampah, Hanie Ismail, ditemui di sela kampanye diet plastik di Pasar Gunung Anyar Surabaya, Sabtu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 142 tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat.

Ia berharap Pemkot dan pihak terkait juga melakukan hal serupa, yakni membentuk payung hukum resmi agar penggunaan kantong ramah lingkungan diberlakukan dan warga tak lagi menggunakan tas plastik sekali pakai.

Baca juga: Tinggalkan kresek kembali ke besek

Baca juga: Asosiasi Pusat Belanja minta aturan kantong ramah lingkungan direvisi

Baca juga: Sayonara kantong kresek


Menurut dia, tas kresek merupakan barang sekali pakai yang butuh 100-500 tahun untuk bisa terurai di alam, bahkan jika tercecer di tanah akan merusak lingkungan, menghambat peresapan air, menyebabkan banjir dan merusak kesuburan tanah.

Ia juga menjelaskan bahwa tas kresek terbuat dari plastik polythene (PE) yang berasal dari minyak mentah dan butuh 11 barel minyak untuk memproduksi 1 ton plastik.

Untuk memproduksi kebutuhan plastik dunia, kata dia, maka dibutuhkan 12 juta barel minyak yang akan menghasilkan emisi gas rumah kaca cukup besar dan menyebabkan pemanasan global.

"Laporan Greenpeace, sampah plastik yang masuk ke laut menyebabkan 267 jenis biota laut menderita karena terjerat atau makan sampah plastik. Setiap tahun lebih dari satu juta biota laut seperti burung laut, ikan paus dan penyu mati karena terjerat dan mencernakan sampah plastik," katanya.

Sementara itu, di Pasar Gunung Anyar sejumlah aktivis Nol Sampah "menghadang" pelanggan pasar yang masih memakai tas kresek dan diganti menggunakan kantong belanja ramah lingkungan.

Menurut Koordinator Operasional Pasar Gunung Anyar Surabaya Kemas A Chalim, tindakan para aktivis yang mengganti kantong plastik merupakan langkah tepat dan mendukung gerakan tersebut.

"Kami mendukung karena ini ramah lingkungan. Apalagi kantong belanjanya bisa dicuci dan digunakan lagi," katanya.

Baca juga: "Diet" kantong plastik

Baca juga: Kurangi kantong kresek, Pasar Tebet Barat dan Timur jadi percontohan

 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020