“Kami juga menerapkan green office policy secara ketat dengan melarang penggunaan styrofoam, plastik sekali pakai, dan plastic cup di kantor,” ujar Suzy kepada Antara di Jakarta, Minggu.
Perusahaan tersebut telah menjadi green office dengan memasang panel surya sebanyak 252 module seluas 409 m2, menanam mangrove, melakukan daur ulang, adanya program bring back our bottleI, dan lainnya.
Sejalan dengan pendapat Suzy, Direktur Peningkatan Sarana dan Prasarana, Kementerian Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Agus Kuncoro mengatakan peran kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan harus terus ditingkatkan, mengingat masyarakat adalah pelaku utama dalam melindungi lingkungan.
Baca juga: Indonesia diharapkan punya skenario pengurangan PLTU
Contohnya, pada masa pandemi, kualitas udara di Jakarta lebih baik karena berkurangnya penggunaan kendaraan bermotor. Dilihat dari 3 stasiun pemantau kualitas udara (Bundaran
HI, Kelapa Gading, Jagakarsa) terjadi penurunan konsentrasi dari bulan Maret – Mei 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.
Pemantauan kualitas udara di bulan Maret (17,16 persen), April (29,17 persen) dan Mei (41,45 persen) Tren volume sampah di periode yang sama juga mengalami penurunan yang siginifikan. Namun, pada masa pandemi, jumlah sampah medis di rumah tangga, seperti masker, hazmat, dan sarung tangan bertambah.
Baca juga: Pertamina gandeng Himbara permudah transaksi SPBU-SPLU
Data tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat DLH DKI Jakarta, Winarko. Sementara itu, pakar komunikasi lingkungan Emilia Bassar juga mendukung langkah pemerintah dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat terhadap kesadaran lingkungan.
“Dalam kondisi saat ini, terjadi dominasi isu pandemi Covid-19 di media sosial dan media massa. Isu-isu lain yang pentingpun – seperti lingkungan,
pembangunan, dan perubahan iklim terpinggirkan," kata Emilia selaku CEO CPROCOM yang aktif menyuarakan kesadaran lingkungan.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020