Gelandang Prancis berusia 23 tahun tersebut didatangkan pada awal musim dengan memecahkan rekor transfer klub sebesar 54 juta pound (sekitar Rp1,03 triliun), tetapi sejauh ini tampil mengecewakan.
Jose Mourinho bahkan telah mengkritik Ndombele sebelum kompetisi ditangguhkan sebelum pandemi COVID-19.
Ndombele baru bermain 19 menit sejak liga Premier kembali digulirkan bulan lalu dan Sissoko mengatakan bahwa ia juga berada di posisi yang sama ketika baru tiba di klub London itu sebagai pemain termahal klub pada 2016.
Baca juga: Spurs buka peluang barterkan Ndombele dengan Coutinho
Baca juga: Mourinho kecewa berat terhadap pemain termahal Spurs
"Mungkin karena saya seperti saudara laki-lakinya, saya adalah contoh yang baik karena pada awalnya tidak ada yang mudah bagi saya," ujar Sissoko seperti dikutip oleh The Guardian pada Minggu (05/7).
"Musim pertama Tanguy tidak mudah karena banyak alasan, tetapi saya berbicara dengannya hampir setiap hari. Saya bermain dengannya di tim nasional, jadi saya mengenalnya dengan sangat baik."
Baca juga: Ndombele jadi pemain termahal Tottenham
"Saya mengatakan kepadanya untuk tetap tenang, terus bekerja setiap hari dan waktunya akan tiba. Saya hanya terus bekerja sangat keras setiap latihan (ketika masa-masa sulit di Spurs) dan segalanya berubah."
Ndombele menjadi pemain reguler ketika masih di bawah asuhan mantan pelatih Mauricio Pochettino dan progresnya terhambat karena mengalami cedera selama musim perdananya di Inggris.
Namun, Sissoko yakin rekan senegaranya tersebut akan sukses di Spurs. "Kita semua percaya pada kualitas Tanguy," tambah Sissoko.
"Ia datang ke negara lain, budaya lain, gaya sepak bola lain, liga lain, ia masih belajar bahasanya. Jadi ada banyak hal. Saya yakin ia akan sukses di klub."
Baca juga: Mourinho ungkap alasan Ndombele tak turun lawan Brighton
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020