"Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak KSOP Tenau untuk menginvestigasi penyebab peristiwa tenggelamnya kapal ini ini, ada banyak pertanyaan yang harus didalami lebih jauh," katanya ketika dihubungi di Kupang, Senin.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan upaya penanganan peristiwa tenggelamnya KM Kasih 25 yang berangkat dari Tablolong, Kabupaten Kupang, menuju ke Kabupaten Rote Ndao pada Minggu (5/7) siang.
Kapal tersebut memuat 29 orang di antaranya 17 penumpang kapal dan 12 anak buah kapal (ABK).
Isyak Nuka mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak KSOP Kupang untuk menginvestigasi kejadian tersebut untuk mendalami sejumlah hal seperti apakah kapal itu mengantongi surat izin berlayar.
"Kalau ada surat ijin berlayar, siapa yang keluarkan? Kalau ini kapal nelayan kenapa sampai memuat penumpang? Hal-hal seperti ini yang harus didalami," katanya.
Selain itu, lanjut dia, akan didalami juga terkait kepatuhan pemilik kapal terhadap adanya peringatan dini dari BMKG terkait adanya angin kencang disertai gelombang tinggi yang melanda perairan laut di NTT akhir-akhir ini.
Sejauh mana pemilik kapal dan nahkoda mewaspadai kondisi cuaca di laut juga akan didalami, katanya.
Isyak Nuka menambahkan, untuk sementara pihaknya sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak di antaranya SAR Kupang, Polair, dan KSOP Tenau untuk penanganan korban dan pencarian yang masih hilang.
Adapun dari data yang diterima dari SAR Kupang pada Senin (6/7), dalam perisitiwa tenggelamnya KM Kasih 25 itu, sebanyak 19 orang berhasil diselamatkan, tiga orang meninggal dunia dan tujuh orang masih dalam pencarian.
Baca juga: Kapal tenggelam di Pukuafu merupakan kapal penangkap ikan
Baca juga: SAR Kupang lanjutkan pencarian tujuh korban kapal tenggelam
Baca juga: Satu kapal tenggelam di Pukuafu, dua penumpang ditemukan meninggal
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020