• Beranda
  • Berita
  • BPBD Sukabumi: gempa Banten tidak mengakibatkan kerusakan

BPBD Sukabumi: gempa Banten tidak mengakibatkan kerusakan

7 Juli 2020 17:48 WIB
BPBD Sukabumi: gempa Banten tidak mengakibatkan kerusakan
Seorang warga di Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, Jabar tengah membenahi bangunan rumahnya yang rusak akibat guncangan gempa bumi berkekuatan 5.0 SR yang terjadi pada Maret 2020 lalu. (Antara/Dok/Aditya Rohman)

Guncangan gempa bumi yang dirasakan oleh warga Kabupaten Sukabumi cukup kencang dan sempat membuat panik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan gempa berkekuatan 5,4 pada skala Richter (SR) yang berpusat di Kabupaten Rangkasbitung, Banten, yang getarannya sempat membuat panik sebagian warga Sukabumi, tidak mengakibatkan kerusakan.

"Dari hasil assessment yang dilakukan oleh Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK), belum ada laporan terkait kerusakan baik itu rumah warga, fasilitas umum, tempat ibadah dan lainnya," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Selasa.

Meskipun hingga kini belum ada laporan terkait kerusakan, tetapi pesonel P2BK yang tersebar di 47 kecamatan tetap melakukan penyisiran dan pendataan, khawatir ada rumah atau bangunan lainnya yang rusak akibat dampak dari gempa bumi yang terjadi pada Selasa, (7/7) sekitar pukul 11.44 WIB.

Menurutnya, guncangan gempa bumi yang dirasakan oleh warga Kabupaten Sukabumi cukup kencang dan sempat membuat panik, namun durasi getarannya hanya beberapa detik saja, sehingga kemungkinan besar tidak berdampak.

Baca juga: Getaran gempa berpusat di Banten terasa hingga Sukabumi

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang berpusat di Kabupaten Rangkasbitung ini terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer. Kemudian getarannya dirasakan hingga beberapa daerah baik di sebagian wilayah Jabar dan DKI Jakarta karena adanya fenomena efek tapak (local site effect).

"Assessment terus berlanjut dan kami pun sudah berkoordinasi dengan setiap kepala desa untuk membantu dalam proses pendataan dan jika ada kerusakan maka segera laporkan ke relawan P2BK agar bisa segera ditindaklanjuti," tambahnya.

Daeng mengatakan kepanikan yang terjadi akibat gempa ini khususnya warga yang tinggal di wilayah utara Kabupaten Sukabumi seperti Kecamatan Kalapanunggal, Kabandungan dan lain-lain karena masih ada rasa trauma akibat gempa yang terjadi pada Maret 2020 lalu, walaupun kekuatannya tidak besar yakni 5.0 SR tapi mengakibatkan ratusan rumah warga rusak dan beberapa diantaranya ambruk.

Pihaknya mengimbau warga Kabupaten Sukabumi yang merupakan daerah rawan kejadian gempa bumi agar selalu waspada dan apabila terjadi gempa untuk segera lari keluar bangunan dan mencari tempat yang lapang atau bisa bersembunyi di bawah meja untuk menghindari reruntuhan bangunan.

Bedasarkan data BMKG gempa bumi berkekuatan 5,4 SR pada Selasa, (7/7) sekitar pukul 11.44 WIB ini berlokasi di 6.69 Lintang Selatan, 106.14 Bujur Timur 18 km Barat Daya Kabupaten Rangkasbitung, Banten dengan kedalaman pusat gempa 82 km.

Baca juga: Gempa magnitudo 4,4 terjadi di Kabupaten Sukabumi
 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020