Pengelola gedung perkantoran pada masa pandemi COVID-19 ini harus dapat memaksimalkan penerapan protokol kesehatan yang tepat dan selaras kemampuan pihak penyewa dalam rangka meningkatkan fokus okupansi atau tingkat hunian bangunan yang mereka kelola.Maksimalkan protokol kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa aman
"Maksimalkan protokol kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa aman," kata Senior Associate Director Colliers International (konsultan properti), Ferry Salanto dalam paparan properti yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pada masa pandemi yang sangat mempengaruhi kinerja perekonomian nasional di berbagai pihak, maka prioritas utama yang harus difokuskan oleh pengelola perkantoran adalah meningkatkan okupansi gedung mereka.
Apalagi, ia mengungkapkan bahwa biasanya suatu gedung perkantoran itu harus memenuhi hingga sekitar 60 persen hanya untuk memenuhi biaya beban operasional mereka dalam menjalankan pengelolaan gedung tersebut.
Untuk itu, Ferry juga merekomendasikan agar pengelola gedung perkantoran juga perlu memberikan ruang negosiasi terkait dengan harga sewa kepada pihak penyewa yang kinerja mereka juga terdampak pandemi.
Sejumlah hal yang bisa ditawarkan antara lain adalah menawarkan pengurangan ruang kepada penyewa, menyediakan unit-unit kecil untuk mendorong tingkat serapan gedung, hingga mempertimbangkan fleksibilitas dalam pembayaran sewa dan insentif lainnya.
Apalagi, Ferry berpendapat bahwa ke depannya, akibat wabah COVID-19, bakal terdapat sejumlah tren yang kemungkinan bakal terjadi di dunia perkantoran.
Sejumlah tren itu antara lain adalah Kebijakan WFH (Work From Home) yang akan diperpanjang, perubahan layout di kantor yang perlu dilakukan untuk tetap menjaga jarak memenuhi protokol kesehatan, serta opsi flexible office sebagai tempat untuk berkantor sementara.
Sebelumnya, Colliers International menyatakan bahwa banyak perusahaan telah mempersiapkan diri sebelum beroperasi pada masa normal baru, dan salah satu tren desain yang perlu dipersiapkan di kantor adalah wellness room atau ruang sehat.
"Colliers melihat kemungkinan tren desain yang harus dimasukkan adalah yang mengatasi permasalahan droplet, sentuhan antarmanusia baik langsung maupun tidak langsung. Wellness room dapat menjadi rekomendasi bila ada spasi lebih di kantor," kata Head of Project Management Colliers International Indonesia, Hendry Sugianto.
Menurut Hendry Sugianto, ruang sehat tersebut bertujuan untuk mempersiapkan seseorang yang merasa kurang sehat sebelum dipindahkan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Selain itu, ujar dia, ruang tersebut juga dapat digunakan sebelum pekerja yang mengalami kurang enak tersebut diizinkan untuk pulang lebih cepat pada hari tersebut.
Head of Facilitas Management Colliers International Indonesia Christina Ng menyatakan, banyak perusahaan sebenarnya telah merancang berbagai hal dengan baik sebelum akhirnya beroperasi pada masa normal baru.
"Hal terpenting adalah bagaimana merancang strategi tempat kerja yang dapat menunjang masa depan bisnis perusahaan serta mendukung kondisi ruang kerja saat ini untuk solusi jangka panjang," paparnya.
Head of Real Estate Management Services Colliers International Indonesia Andy Harsanto mengingatkan bahwa pengembang dan penyewa ruang perkantoran juga perlu mengevaluasi berbagai prosedur yang diterapkan dalam jangka waktu satu hingga tiga bulan secara berkala.
Baca juga: Anies akan menindak pengelola gedung yang langgar aturan
Baca juga: Pengelola gedung Jakarta diimbau simulasi evakuasi rutin
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020