Djonny mengatakan pihak rumah produksi masih mempertimbangkan berapa jumlah kursi yang nantinya diperbolehkan untuk dibuka pada tanggal 29 Juli.
"Mereka juga mau lihat dulu isinya berapa, 50 persen atau 40 persen? Mereka nunggu juga, ada yang nanti ajalah. Daftar film masih nanti, yang sekarang langkahnya protokolnya dulu," kata Djonny saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Baca juga: Bioskop di Indonesia kembali buka mulai 29 Juli 2020
Baca juga: Operasional bioskop jadi bahan evaluasi selama PSBB transisi
Menurut Djonny, jaringan bioskop tidak akan langsung membuka seluruh layarnya saat beroperasi kembali. Menurutnya, para bioskop masih akan mempelajari situasi terlebih dahulu.
"Apakah seluruh bioskop akan membuka seluruh layarnya? Belum tentu juga, apa separuh dulu, kita sambil lihat keadaan enggak bisa langsung buka semua, nanti malah menimbulkan masalah lagi," jelas Djonny.
Djonny juga mengatakan saat ini GPBSI masih menunggu keputusan dari pemerintah daerah terkait pencabutan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jika diperpanjang maka pembukaan bioskop pun akan ditunda.
"Makanya kita melakukan tentatif 29 (Juli) itu untuk spare waktu, sebetulnya besok juga boleh buka, cuma kita khawatir. Kenapa? Karena PSBB belum dicabut, nanti tutup lagi. Makanya kita tunggu aja tanggal 16 (Juli) mau dibuka atau enggak supaya kita aman," ujar Djonny.
"Ini kan tidak menentu situasinya kalau Jakarta PSBB diperpanjang, ya kita terpaksa mundur lagi," lanjutnya.
Baca juga: Bioskop buka 29 Juli, tapi protokol ruang pertunjukan belum ditetapkan
Baca juga: Seperti apa produksi dan promosi film di masa normal baru?
Baca juga: "Peninsula" akan diputar saat pembukaan bioskop di Singapura
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020