Hal itu dikemukakan Dwia di Makassar, Rabu, menyikapi perkembangan SDM Unhas dan tes cepat (rapid test) terhadap para dosen yang dilakukan selama tiga hari.
Menurut Moderator Konferensi Forum Rektor Indonesia 2020 ini, salah satu upaya pencegahan yang dilakukan pihak perguruan tinggi adalah memaksimalkan WFH apabila terdeteksi ada SDM yang terjangkit virus Corona jenis baru.
Baca juga: Seorang peserta UTBK di Unhas gagal ujian karena suhu tubuh tinggi
Baca juga: Rektor Unhas: Harapan Presiden sudah kami jalankan
Selain itu, lanjut dia, agar pelayanan pendidikan dan manajemen tetap berjalan, maka yang tidak dapat dilakukan dengan WFH, dilakukan dengan bekerja di kantor (work from office/WFO), namun tetap memperketat penerapan protokol kesehatan.
"WFO dengan penegakan protokol kesehatan hanya untuk pekerjaan yang tidak bisa dilayani dengan WFH," katanya.
Sementara mengenai pelaksanaan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) di dalam kampus masih dan tetap berlangsung dari 5 - 14 Juli 2020. Selain itu, pengetatan/pengawasan arus masuk pintu 1 Tamalanrea dan Fakultas Teknik Gowa hanya bagi non dosen, non pegawai dan non mahasiswa penghuni asrama.
Sedang hasil tes cepat dosen yang memerlukan lanjutan tes usap (swab) RT-PCR akan difasilitasi. Berkaitan dengan hal tersebut, dia meminta agar tetap waspada dan senantiasa menjaga kesehatan diri dan keluarga dengan menjalankan protokol kesehatan.
Termasuk memperbaiki asupan gizi atau nutrisi untuk memperkuat imunitas tubuh, sehingga tidak mudah terserang COVID-19 yang menjadi momok di masyarakat.*
Baca juga: Unhas perkuat GTPP COVID-19 Makassar
Baca juga: 25 pegawai Unhas positif COVID-19 usai tes massal
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020